Palu (ANTARA News) - Suara ledakan bom dan tembakan yang dilakukan polisi saat latihan di Markas Kepolisian Sulawesi Tengah (Mapolda Sulteng), pada Rabu membuat warga Kota Palu panik dan berhamburan mencari sumber suara.

Latihan itu dilakukan secara diam-diam di sekitar halaman Mapolda Sulawesi Tengah. Bahkan, sejumlah polisi yang sedang bertugas di dalam ruangan juga berhamburan keluar karena tidak mengetahui adanya latihan mendadak itu.

Begitu mengetahui bahwa suara ledakan bom dan tembakan senjata api itu adalah bagian dari simulasi penumpasan teroris maka puluhan warga yang berkerumun di depan Mapolda Sulawesi Tengah segera membubarkan diri.

Bahkan, jalan di depan Mapolda Sulawesi Tengah juga sempat macet karena banyaknya pengguna jalan yang penasaran dengan suara ledakan keras itu.

Suara ledakan bom itu terdengar hingga dari jarak sekitar 500 meter, sedangkan suara tembakan terdengar beberapa kali.

Skenario latihan itu adalah polisi mendapati dua orang berperan sebagai teroris yang tiba-tiba menyerang petugas di pos jaga Mapolda Sulawesi Tengah hingga akhirnya terjadi baku tembak.

Setelah amunisi teroris habis, salah seorang diantaranya meledakkan diri dengan bom yang telah terpasang di tubuhnya.

Polisi kemudian mengamankan seorang teroris, dan membawanya ke ruang pemeriksaan.

Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Dewa Parsana, mengatakan bahwa latihan itu adalah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman teroris.

Selain itu, katanya, latihan itu juga untuk mengantisipasi gangguan keamanan saat pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah pada 17 April 2011.

"Kita harus waspada mengingat aksi teroris saat ini semakin nekat," katanya.

Pada 25 Mei 2011, empat orang bersenjata menembaki tiga polisi di depan Kantor Bank Central Asia (BCA) Palu, dua di antaranya tewas.

Sejak insiden itu, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah terus meningkatkan kewaspadaannya.
(T.R026/H-KWR)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011