Dumai (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Dumai, Provinsi Riau, Roza`i Akbar mengimbau umat Muslim di wilayahnya untuk menjaga hati dan pikiran agar tetap "bersih" selama menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1432 Hijriah.

"Bulan Ramadhan adalah bulan suci umat Islam. Untuk itu sebaiknya kita menyucikan hati dan fikiran serta mempertebal iman dan ketakwaan kita terhadap yang maha kuasa, Allah SWT," kata Roza`i di Dumai, Selasa.

Lebih dari itu, kata dia, sebaiknya juga umat Islam jangan sampai tinggalkan shalat lima waktu karena shalat adalah tiang agama dan kunci umat Muslim menyucikan diri dari segala tindak tanduk yang sengaja maupun tidak sengaja terlontar oleh perbuatan maupun mulut setiap harinya.

"Selain shalat dan menyucikan hati pikiran, sesama manusia baik umat muslim maupun nonmuslim sebaiknya juga saling memaafkan agar puasa dijalani dengan tanpa beban dosa," ujarnya.

Roza`i berharap bulan puasa tahun tidak dikotori oleh berbagai hal atau kegiatan yang dapat memancing perbuatan dosa dan kekisruhan.

"Sebaiknya juga, tempat-tempat maksiat seperti lokalisasi serta hiburan malam ditutup tanpa ada toleransi guna meminimalisir potensi atau kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial yang dapat menyulut kekisruhan," ucapnya.

Bagi yang beragama lain, kata dia, diharapkan juga untuk menghormati umat muslim yang tengah menjalani ibadah puasa.

"Hidup ini akan terasa indah apabila keharmonisan sesama manusia mulai dari saling menghormati dan menghargai selalu tertata dan terjaga," tuturnya.

Peran aktif pemerintah, kepolisian dan para jurnalis menurut Roza`i juga sangat diharapkan untuk dapat mengantisipasi berbagai hal yang berpotensi memunculkan ketersinggungan SARA dan lainnya yang dapat memecah belah rasa persaudaraan.

Pemerintah kata dia, sebaiknya menerbitkan aturan khusus di bulan puasa, seperti memberikan jam-jam buka tertentu kepada pengusaha rumah makan dan restoran serta menyarankan tutup bagi tempat-tempat "berbau" maksiat.

Untuk kepolisian, sambungnya, sebaiknya melakukan intensifikasi pengawasan dan pengamanan di seluruh sektor mengingat saat Ramadhan dan jelang Lebaran Idul Fitri biasanya tingkat kejahatan meningkat.

"Sementara untuk jurnalis atau media khususnya elektronik sebaiknya juga senantiasa menerbitkan berita-berita yang berbau Islami. Hindari pornografi dan porno aksi serta berita provokatif," demikian Roza`i Akbar.  (FZR/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011