Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Ribuan ikan di aliran sungai di kawasan Gunung Api Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan mati diduga terkena dampak aliran sungai yang mengandung abu belerang dari luapan material vulkanik gunung api tersebut saat musim hujan.

"Memang saat terjadi peningkatan aktivitas Gunung Api Dempo sering mengakibatkan ikan mati di aliran sungai Kecamatan Pendopo dan Kecamatan Ulumusi, Kabupaten Empatlawang," kata warga setempat, Nuzril, di Pagarlaman, Selasa.

Menurut dia, belerang berasal dari kawah Gunung Dempo bahkan masih membuat air sungai keruh berwarna kuning kecokelat-cokelatan dan terlihat menempel di bebatuan sungai-sungai daerah tersebut.

Bahkan bau menyegat dari uap belerang juga masih cukup terasa bila orang berada di bibir sungai.

"Sudah sekitar dua hari ini kondisi muntahan lahar dari kawah Gunung Api Dempo meluber dan mengalir ke beberapa sungai di wilayah Kabupaten Empatlawang yaitu Sungai Bayau, Sungai Air Durian, dan Sungai Air Kandis yang bermuara pada aliran Sungai Musi," katanya.

Ketika terjadi tumpahan air belerang dari kawah Gunung Dempo, permukaan air sungai bisa naik beberapa meter dan bahkan arusnya cukup deras sehingga merusak beberapa tanggul pengaman bibir sungai di daerah tersebut.

"Kalau ikan mati di aliran Sungai Lintang dan Sungai Musi tersebut sudah terjadi sejak beberapa hari ini," kata dia.

Namun hingga saat ini belum ada dampak dirasakan penduduk di sekitar aliran sungai tersebut dan justru kesempatan itu membawa berkah karena mereka bisa mendapat ikan dari sepanjang aliran Sungai Bayau itu.

Jika dilihat dari kondisinya, katanya, aliran sungai di Kecamatan Muarapinang, Pendopo, dan Ulumusi bermuara di Gunung Api Dempo yang membuat matinya ikan-ikan tersebut.

Sejak seminggu terakhir ini, hujan sering turun dan diperkirakan bisa jadi penyebab naiknya permukaan air kawah Gunung Dempo, sehingga ikan mati karena keracunan belerang.

Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo Slamet didampingi stafnya, Mulyadi, mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti mengenai ribuan ekor ikan mati tersebut.

Bisa jadi, katanya, hal itu akibat tingginya curah hujan sehingga membuat air kawah meluap dan bukan akibat letusan.

Namun, kata dia, pihaknya akan segera menerjunkan petugas untuk mengecek kondisi aliran sungai yang bermuara di Gunung Api Dempo tersebut.

"Memang aliran luapan kawah Gunung Api Dempo muaranya ke Sungai Bayau yang berada di Kecamatan Muarapinang, yang akan berpengaruh dengan keadaan lingkungan di daerah tersebut bila air belerang tertumpah," kata dia.

Akan tetapi, katanya, mengingat memasuki musim hujan sejak seminggu terakhir ini, kejadian tersebut bisa jadi disebabkan oleh sisa abu dan belerang yang mengeras saat kemarau, dan kemudian mencair tersiram air serta terbawa mengalir ke sungai yang ada ikannya.

Kemungkinan, katanya, hal itu lebih disebabkan sisa abu dan belerang pascaletusan beberapa waktu lalu yang baru terbawa air dan kemudian mengalir ke aliran sungai di sekitar Gunung Dempo.

Wakil Wali Kota Pagaralam Ida Fitriati mengatakan bahwa pemerintah kota setempat sudah menyiapkan berbagai langkah dalam menanggulangi dan mengantisipasi letusan Gunung Dempo.

"Kita sudah siapkan, seperti tim penanggulangan bencana di tingkat paling bawah, tim medis, transportasi, jalur evakuasi, dan lokasi pengungsian," ujar dia.

Namun demikian, katanya, hingga saat ini aktivitas gunung api itu masih normal dan belum ada peningkatan yang berarti, sehingga membuat langkah antisipasi cepat perlu dilakukan.

(ANT-127/M029)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011