tujuh jamaah mendapatkan penanganan lebih lanjut
Mekkah (ANTARA) - Data Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Mekkah mencatat hingga Minggu (19/6) sebanyak 90 jamaah calon haji Indonesia yang berisiko tinggi (risti) mendapatkan pelayanan konsultasi dengan dokter spesialis.

"Dari jumlah tersebut, tujuh jamaah mendapatkan penanganan lebih lanjut di KKHI Mekkah atau menjalani rawat inap," kata Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, dr Muhammad Imran di Mekkah, Senin.

KKHI Daker Mekkah melakukan skrining jamaah haji, khususnya jamaah haji risiko tinggi (risti) untuk memastikan kesehatan mereka dua minggu menjelang Armuzna.

Proses skrining awal bagi jamaah dilakukan di kloter maupun sektor. Kecuali bagi jamaah dengan risti, dilakukan di KKHI Mekkah.

Baca juga: Seorang calon haji Kalsel wafat di Madinah
Baca juga: Jamaah haji jangan abaikan hipertensi bisa memicu jantung

Imran mengatakan,  skrining awal dilakukan di tingkat kloter oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter. Jika kondisi jamaah risti perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis, jamaah dikumpulkan di sektor, kemudian dilalukan penjemputan oleh KKHI Mekkah.

Setiap satu kloter didampingi oleh satu TKH kloter. Ketika sampai, jemaah dibantu TKH mengisi form rawat jalan.

Pasien mengantre menunggu dipanggil, kemudian dilakukan pengecekan tensi terlebih dahulu, setelah itu konsul dengan dokter spesialis.

Selesai konsultasi, jamaah mendapatkan obat sesuai dengan penyakitnya, serta edukasi kesehatan.

Selama menunggu giliran, jamaah diputarkan video pendek edukasi kesehatan haji.

"Jadi TKH melakukan skrining di kloter. Dari hasil skrining, mereka yang perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis, dibawa ke sini. Kita jemput untuk diperiksa spesialis di sini," jelas Imran.
​​​​​​
Baca juga: 10 kloter jamaah tiba di Jeddah pada Senin
Baca juga: Kadaker Mekkah nilai ada peningkatan fasilitas di Armuzna

Imran mengatakan, pemeriksaan jamaah risti jelang Armuzna akan dilaksanakan setiap hari sampai menjelang fase armuzna, sehingga nantinya akan terpilah dan terindentifikasi jamaah yang mampu melaksanakan Armuzna dan yang harus di safari wukufkan atau di badal hajikan.

Jamaah haji yang memiliki kondisi kesehatan yang baik akan mengikuti prosesi Armuzna seperti biasa. Sementara jamaah yang sakit atau memiliki penyakit berat akan di safari wukufkan atau di badal hajikan.

"Sementara jamaah yang risti ringan akan dilakukan pendekatan dan pengawalan ketat petugas kesehatan, katanya.

Armuzna (Arafah, Muzdhalifah dan Mina) merupakan puncak ibadah haji, di mana pada fase Armuzna dipenuhi degan ritual ibadah yang memerlukan kondisi kesehatan yang baik.

Untuk menjaga kondisi jamaah, diminta kepada semua petugas agar melakukan skrining ulang dan medical check up bagi seluruh jamaah.

Sebanyak tujuh poli spesialis yang memberikan pelayanan bagi jamaah haji risti sampai hari ini, yaitu Poli Penyakit dalam, Poli Paru, Poli Jantung, Poli Psikiatri, Poli Kulit, Poli Saraf, dan Poli Bedah.

Baca juga: Penyandang tunanetra asal Pemakasan bersyukur bisa berangkat haji

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022