salah satu wahana dalam berbagi informasi maupun pengalaman diantara anggota
Gianyar (ANTARA) - Politeknik Transportasi Darat (Poltrada) Bali mendapatkan kepercayaan menjadi tuan rumah dalam acara Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT) XXV tahun 2022 sebagai wahana bertukar kajian, pandangan dan pengalaman terkini dalam pengembangan sektor transportasi.

Direktur Politeknik Transportasi Darat Bali Dr Ir Efendhi Prih Raharjo, ST, SSiT, MT di Gianyar, Sabtu di sela-sela acara Simposium FSTPT tersebut mengatakan telah menerima lebih dari 275 paper yang berkaitan dengan transportasi untuk kegiatan simposium ini.

"Kegiatan Simposium FSTP merupakan satu agenda utama FSTPT yang diselenggarakan sebagai salah satu wahana dalam berbagi informasi maupun pengalaman diantara anggota maupun pemangku kepentingan (stakeholder) terkait," ujar Efendhi.

FSTPT yang awalnya digagas oleh sembilan perguruan tinggi di Indonesia pada 1998, saat ini keanggotaannya sudah 153 perguruan tinggi.

Efendhi menambahkan, FSTPT telah menjadi kegiatan rutin tahunan yang diadakan bergantian di berbagai kampus di Indonesia untuk meningkatkan interaksi dan komunikasi antara sesama mahasiswa, staf pengajar, dan peneliti di bidang transportasi.

Baca juga: Transjakarta dan MRT buat studi integrasi layanan transportasi
Baca juga: Menhub targetkan buka program studi transportasi di 10 universitas

Simposium FSTPT XXV siap menjadi platform yang sangat baik bagi para peneliti, praktisi, pejabat publik, dan mahasiswa, dan stakeholder dari Indonesia dan luar negeri untuk bertukar pikiran, kajian, pandangan, ide dan pengalaman terkini dalam pengembangan sektor transportasi.

Diskusi dan pertukaran informasi untuk kegiatan simposiun tahun ini difokuskan pada tema utama, yaitu Penguatan Konektivitas dan Integrasi Transportasi untuk Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi Nasional.

Mengenai 275 paper yang telah diterima untuk kegiatan simposium ini, yang berkaitan dengan transportasi terbagi atas 16 kategori, yakni diantaranya Sistem Transportasi Cerdas (ITS), Interaksi Tata Guna Lahan dan Transportasi, Ketahanan dan Transportasi Berkelanjutan, serta Dampak Sosial dan Lingkungan.

Kemudian Keselamatan, Keamanan, dan Adaptasi Perubahan Iklim Transportasi, Analisis Desain dan Struktur untuk Infrastruktur Transportasi, Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas, Transportasi Umum, serta Ekonomi dan Keuangan Transportasi.

Selanjutnya dilakukan proses review yang ketat dan dipresentasikan oleh peserta yang terbagi menjadi 18 ruang kelas presentasi.

Baca juga: Pusat studi UGM menilai transportasi DIY belum dukung pariwisata
Baca juga: Lima bus listrik INKA uji coba transportasi wisata di TMII

Simposium kali ini menghadirkan pembicara utama dan para pakar transportasi yang hadir secara virtual atapun langsung untuk membahas isu-isu utama yang disorot Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Prof Dr Muhammad Isran Ramli selaku Ketua FSTPT dan Prof Mohammed Ali Berawi selaku Ketua Bidang Koordinasi Transformasi Teknologi dan Inovasi Tim Transisi Otorita Ibu Kota .

Selanjutnya President Itelligent Transport System ITS Indonesia William P Sabandar PhD, Ketua Majelis Profesi dan Etik MTI /Tenaga Ahli Utama Pustral UGM Prof Dr Agus Taufik Mulyono dan Executive General Manager Airport Operation Division Anton Marthalius, dan Dr Siti Maimunah selaku Kepala Bidang Pendidikan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Darat.

Dalam rangkaian kegiatan simposium yang diselenggarakan kali ini, Poltrada Bali juga menggelar Pameran Motor Listrik yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan motor listrik dan bengkel motor konversi yang ada di Indonesia.

Turut juga dipamerkan hasil karya rancangan motor listrik yang dibuat oleh dosen dan taruna-taruni Poltrada Bali.

"Pameran motor listrik ini juga untuk menyemarakkan KTT G20 yang salah satu pesannya terkait lingkungan. Kami bersepakat, program pemerintah harus dijalankan dan kami pelan-pelan dari sisi sarana sudah berusaha mengembangkan teknologinya.

Ketua Majelis Profesi dan Etik Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Prof Dr Agus Taufik Mulyono menambahkan FSTPT juga dinilai menjadi forum persahabatan hati bagi para peneliti, praktisi, pejabat publik, dan mahasiswa, dan pemangku kepentingan di bidang transportasi.

"Forum ini tidak dibentuk pemerintah tidak dibentuk oleh kekuasaan, tidak dibentuk kelompok tertentu, tetapi kesadaran yang dibangun pada 1998 yang digagas oleh ITB bersama perguruan tinggi lainnya," kata Prof Taufik.

Forum FSTPT, lanjut dia, juga ditujukan untuk mendidik mahasiswa agar mampu menampilkan karya-karya ilmiahnya mengenai berbagai tema yakni energi transportasi, manajemen transportasi, keselamatan transportasi dan sebagainya.

Baca juga: Menhub resmikan pusat pameran kendaraan listrik di TMII

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022