Magelang (ANTARA News) - Segumpal kubah lava baru di puncak Gunung Merapi terlihat runtuh Minggu (14/5) sekitar pukul 10.45 WIB dan meluncur ke arah aliran sungai di Klaten Jawa Tengah bersama gumpalan awan panas. Runtuhnya gumpalan kubah lava baru itu terekam kamera "handycam" milik pemerhati lingkungan Gunung Merapi Kabupaten Magelang Romo Kirjito Pr di Magelang, Minggu. "Ini kemungkinan ke arah Klaten," kata Kirjito saat menunjukan rekaman yang telah dipindah ke komputer tersebut kepada ANTARA News. Sebelumnya material baru Merapi itu menggantung di sebelah Timur bagian kubah lava baru yang bentuk keseluruhan bulat dan telah bisa dilihat langsung oleh masyarakat dari desa-desa di lereng Merapi hingga jarak sekitar 10 kilometer dari puncak. Kirjito yang tinggal di Pastoran Sumber Kecamatan Dukun merekam peristiwa itu dari atap rumah tinggalnya. Ia mengaku bergegas keluar dari kamar kerjanya setelah mendengar tanda guguran relatif panjang dari radio komunikasi lalu menaiki tangga menuju atap rumah untuk merekam peristiwa luncuran awan panas itu. "Memang tidak disangka, saya menangkap peristiwa yang menakjubkan ini," katanya. Pantauan ANTARA News di lereng Merapi Minggu (14/5) terjadi beberapa kali luncuran awan panas mengarah ke Timur atau aliran kali yang melalui wilayah Kabupaten Klaten. Masyarakat di Desa Keningar sekitar pukul 09.30 hingga 10.30 WIB terlihat di tepi kanan dan kiri jalan desa itu memandangkan mukanya ke arah puncak Merapi karena terlihat terjadi luncuran gumpalan awan panas selama beberapa kali. Puncak Gunung Merapi saat itu terlihat cerah sehingga material yang keluar dari gunung tersebut bisa dilihat langsung masyarakat. Namun beberapa saat kemudian puncak dan tubuh Gunung Merapi tertutup kabut tebal dan menutup pandangan langsung atas aktivitas luncuran material dari puncak gunung tersebut. Sementara itu, evakuasi kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana Merapi ke berbagai penampungan pengungsi terus berlangsung hingga Minggu (14/5). Status Awas Merapi mulai diberlakukan Sabtu (13/5) pukul 08.30 WIB. Kadus Ngandong Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun Surat (46) mengatakan, sebanyak 29 dari total 130 jiwa warga setempat dievakuasi ke penampungan pengungsi Dukun. "Mereka itu terutama yang jompo, ibu-ibu, balita dan anak-anak," katanya. Evakuasi itu, katanya, hasil musyawarah masyarakat setempat Sabtu (13/5) malam. Setelah mereka mendapatkan penjelasan dari aparat tentang situasi Merapi yang menunjukkan tanda-tanda bakal meletus, maka mereka bersedia dievakuasi. "Kalau tanda-tanda alam sampai sekarang belum kami temui seperti turunnya binatang seperti macan, kijang dan babi hutan, tetapi karena penjelasan pemerintah mereka mau dievakuasi agar aman. Mereka tidak terpaksa," katanya. Warga lainnya yang masih kuat tetap tinggal di desa itu. Namun mereka menyatakan siap dievakuasi jika tanda-tanda Merapi bakal meletus semakin kuat, kata Surat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006