Srinagar, India (ANTARA News) - Pasukan India menembak mati dua gerilyawan di Kashmir, Jumat, sementara tujuh warga sipil cedera akibat tembakan polisi ketika mereka memprotes pembunuhan itu, kata sejumlah pejabat.

Kedua gerilyawan itu anggota kelompok Lashkar-e-Taiba yang bermarkas di Pakistan, dan tiga prajurit juga cedera dalam bentrokan dengan militan di kota Pulwama, 30 kilometer dari Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir India.

Vijay Kumar, deputi inspektur jendaral polisi di Pulwama, juga mengatakan, tujuh warga sipil yang menyerang sebuah ambulan militer untuk memprotes pembunuhan kedua militan itu cedera ketika polisi menembaki mereka.

Jam malam diberlakukan di Pulwama, tambahnya.

Menurut perwira polisi itu, kedua gerilyawan tersebut mendalangi serangan granat terhadap sebuah taksi pada Juli yang mengakibatkan empat wisatawati tewas di Kashmir.

Salah satu dari mereka juga terlibat dalam serangan granat bulan lalu terhadap sebuah toko minuman keras di kota Jammu, Kashmir, yang menewaskan satu orang dan mencederai lima lain, kata Kumar.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Perbatasan de fakto memisahkan zona-zona Kashmir antara yang dikuasai India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

(M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012