Jakarta (ANTARA News) - Tingginya tingkat depresi, bahkan sampai berdampak pada gangguan jiwa bagi masyarakat Jakarta membuat Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Noa Riyanti Yusuf atau Noriyu terpanggil untuk mengatasinya.

Salah satu cara yang ada dipikiran politisi Partai Demokrat itu adalah dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan hal tersebut, yakni melalui Program Mobile Mental Health Service (MMHS) atau pelayanan kesehatan mental.

"Inisiatif munculnya program MMHS ini berangkat dari diskusi panjang saya dengan beberapa stakeholders terkait agar bagaimana memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang mudah, menjangkau masyarakat secara luas dengan salah satu tujuan adalah untuk menekankan pentingnya RUU Kesehatan Jiwa yang sampai saat ini masih dibahas di Komisi IX DPR RI," kata Noriyu kepada ANTARA News, Minggu.

Peluncuran MMHS yang merupakan kerjasama antara Yayasan Metaforma Indonesia selaku pemilik 2 (dua) unit mobil MMHS dengan Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta akan diluncurkan besok (20/5).

Dalam pelaksanaan program ini, nantinya juga akan bekerjasama dengan beberapa LSM yang menaruh perhatian besar terhadap masalah kesehatan jiwa, kenakalan remaja, KDRT, dan penyalahgunaan narkoba.

"Dengan memperhatikan perluasan jangkauan (outreach) untuk pelayanan kesehatan jiwa di komunitas dengan Akses Pelayanan Mobile Mental Health Service dalam penanganan masalah kesehatan jiwa di DKI Jakarta, ketiga belah pihak tersebut telah bersepakat untuk melaksanakan pelayanan MMHS Rawat Jalan Tingkat Pertama bagi masyarakat," katanya.

Berdasarkan Riskesdas 2007, angka rata-rata nasional gangguan mental emosional (cemas dan depresi) pada penduduk usia di atas 15 tahun adalah 11,6 persen atau sekitar 19 juta penduduk. Sedang gangguan jiwa berat rata-rata sebesar 0,46 persen atau sekitar 1 juta penduduk.

"Sedikit sekali dari jumlah penderita yang besar ini datang ke fasilitas pengobatan. Menurut perhitungan utilisasi layanan kesehatan jiwa di tingkat primer, sekunder, dan tersier kesenjangan pengobatan diperkirakan di atas  90 persen. Hal ini berarti bahwa hanya di bawah 10 persen orang dengan masalah kesehatan jiwa (ODMK) terlayani di fasilitas kesehatan," ujar bakal caleg dari Dapil VI Jawa Timur itu.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013