New York (ANTARA News) - Hakim federal Amerika Serikat memutuskan Apple Inc telah berkonspirasi dengan lima perusahaan penerbit besar demi menaikkan harga e-book, demikian Reuters.

Hakim Denise Cote di Pengadilan Manhattan menemukan bukti tak terbantahkan bahwa Apple telah melanggar undang-undang antimonopoli dengan memainkan peran besar dalam persekongkolan dengan perusahaan-perusahaan penerbit buku untuk menghapus harga eceran dan menaikkan harga e-book.

Vonis yang keluar hari Rabu waktu setempat itu akan berpengaruh buruk pada Apple, sebaliknya ini adalah kemenangan bagi Departemen Kehakiman AS dan 33 negara bagian serta wilayah di AS dalam kasus antimonopoli. Kelima perusahaan penerbitan sebelumnya sudah dinyatakan bersalah.     

Apple dituduh bersekongkol memangkas harga e-book Amazon.com Inc sehingga harga e-book naik sampai 12,99-14.99 dolar AS dari hanya 9,99  dolar AS yang dijual para retailer online. Amazon pernah menguasai 90 pesen pasar e-book.

"Apple telah memilih bergabung dengan para penerbit tergugat untuk menaikkan harga e-book dan melengkapi mereka dengan perangkat untuk melakukannya," kata Cote dalam putusan setelah 159 halaman. "Tanpa orkestra harga dari Apple melalui konspirasi ini, harga e-book tak akan naik seperti terjadi sekarang."

"Keputusan ini adalah kemenangan bagi jutaan konsumen yang memilih membaca buku secara elektronik," kata Bill Baer, kepala divisi antimonopoli Departemen Kehakiman AS seperti dikutip Reuters.  "Keputusan pengadilan ini adalah langkah penting dalam memulihkan kerusakan yang diakibatkan aksi-aksi ilegal Apple."

Baer mengungkapkan vonis Cote, bersama dengan vonis-vonis lain sebelumnya, membantu konsumen dalam mendapatkan e-book dengan harga lebih terjangkau.

Amazon kini menguasai sekitar 65 persen pasar e-book, sedangkan Barnes & Noble Inc menguasai 20 persen, serta Apple dalam satu digit persen, kata Albert Greco, pakar buku dari fakultas bisnis Universitas Fordham.

Apple tentu saja akan mengajukan banding atas putusan hakim Cote itu.

"Apple tidak bersekongkol untuk merekayasa harga," kata juru bicara Apple, Tom Neumayr. "Ketika kami mengenalkan iBookstore pada 2010, kami telah memberi konsumen pilihan, memasukkan inovasi yang diinginkan dan kompetisi di pasar, menerobos cengkeraman monopoli Amazon dalam industri penerbitan. Kami tak melakukan kesalahan apa pun."

Tahun lalu, Apple juga menghadapi kasus antimonopoli dari Komisi Eropa, dan waktu itu pun menyanggah telah berbuat salah.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013