Srinagar, Kashmir-India (ANTARA News) - Sembilan warga sipil tewas dan 37 orang lagi cedera pada Senin di kedua wilayah perbatasan Kashmir, yang memisahkan wilayah India dengan Pakistan.

Bentrokan baru tersebut antara pasukan penjaga perbatasan India, Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF), dan Ranger Pakistan, meletus pada Senin pagi di sepanjang perbatasan internasional di Sektor RS Pora, Arnia, Kashmir, sekitar 45 kilometer di sebelah baratdaya Kota Jammu, Ibu Kota Musim Dingin Kashmir yang dikuasai India.

"Lima warga sipil tewas dan 34 orang lagi cedera hari ini, setelah tentara Pakistan menembak posisi tentara Israel di Sektor Arnia," kata Shantamanu, pejabat sipil paling senior di Kashmir-India kepada Xinhua.

Warga sipil yang cedera dibawa ke Rumah Sakit Government Medical College (GMC) di Jammu dan kondisi sebagian dari mereka dilaporkan kritis," kata Shantamanu, sebagaimana dikutip Xinhua di Jakarta, Senin malam.

Menurut laporan, pemboman mortir dan penembakan senjata berat telah merusak banyak rumah di sektor tersebut.

Shantamanu, Komisaris Divisi Provinsi Jammu di wilayah itu, mengatakan mereka mengungsikan warga sipil di daerah perbatasan ke lokasi yang lebih aman.

"Pusat perhatian utama kami pada saat ini ialah mengalihkan warga sipil ke tempat yang lebih aman, jauh dari jangkauan tembakan dan belakangan kami dapat menilai kerusakan," katanya.

Lembaga siaran resmi India All India Radio (AIR) mengatakan itu adalah untuk pertama kali dalam beberapa hari belakangan bahwa tentara Pakistan telah mengincar Kota Kecil Arnia, yang berpenduduk padat, di sepanjang perbatasan tersebut.

Para pejabat India mengatakan tentara Pakistan melanggar kesepakatan gencatan senjata dan melakukan pemboman tanpa pancingan, sehingga memicu pembalasan dari BSF India.

Menurut lembaga penyiaran resmi Pakistan, Radio Pakistan, empat warga sipil tewas dan tiga lagi cedera pada Senin di wilayahnya, ketika tentara India melakukan penembakan tanpa provokasi di Sialkot. Lembaga penyiaran itu mengatakan tentara Pakistan secara efektif membalas penembakan India.

Menteri Dalam Negeri India Rajnath Singh meminta Pakistan menghentikan pelanggaran kesepakatan gencatan senjata dan memahami "kenyataan bahwa waktu telah berubah di India".

New Delhi dan Islamabad saling tuduh mengenai pihak yang lebih dulu melakukan tindakan tanpa provokasi.

Pelanggaran kesepakatan gencatan senjata pada Senin adalah yang kesebelas sejak awal Oktober.

Tentara India dan Pakistan kadangkala terlibat baku-tembak di Jalur Pemantauan (LoC) dan perbatasan internasional, meskipun ada kesepakatan pada 2003 untuk mematuhi gencatan senjata. Kendati pelanggaran telah dilaporkan di kedua piha, gencatan senjata tersebut masih berlaku.

LoC adalah perbatasan de fakto yang memisahkan Kashmir menjadi wilayah yang dikuasai India dan Pakistan. LoC di kedua pihak dijaga oleh militer, sementara perbatasan internasional dijaga oleh BSF di wilayah India dan Ranger Pakistan di wilayah Pakistan.

Tahun lalu, bentrokan mematikan terjadi antara tentara Pakistan dan India yang ditemptkan di sepanjang 720 kilometer LoC dan 198 perbatasan internasional di Kashmir. Kedua pihak kehilangan tentara dan warga sipil akibat bentrokan itu.

Kashmi, Wilayah di Himalaya yang terpecah antara India dan Pakistan, diklaim oleh kedua negara bertetangga di Asia Selatan tersebut. Sejak kemerdekaan mereka dari Inggris, kedua negara itu telah tiga kali terlibat perang, dua gara-gara masalah Kashmir, demikian Xinhua melaporkan.

(C003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014