Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon mengusulkan agar pemerintah melakukan investigasi forensik terhadap pesawat angkut TNI Hercules C130 yang mengalami kecelakaan di Medan untuk mengetahui akar penyebab kecelakaan.

"Melalui investigasi forensik, maka tim investigasi dapat melakukan investigasi pada semua faktor penyebab kecelakaan," kata Effendi Sombolon pada diskusi "Dialektika Demokrasi" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.

Menurut Effendi Simbolon, pesawat Hercules yang jatuh di Medan, pada Selasa (30/6), kemungkinan penyebabnya karena faktor usianya sudah tua yakni produksi tahun 1964.

Apalagi, kata dia, suku cadangnya juga sudah tidak ada sehingga dikhawatirkan perawatannya dilakukan dengan cara kanibal dengan sparepart yang belum tentu kompatibel.

"Kondisi ini dialami TNI karena anggarannya minim sehingga sulit untuk melakukan perawatan alat utama sistem kesenjataan (alutsista) dengan baik," katanya.

Anggota Komisi I DPR RI, Syafullah Tamliha mengatakan, anggaran TNI masih masuk dalam anggaran Kementerian Pertahanan, karena belum ada nomenklatur sendiri.

Menurut dia, pada APBN 2015, anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp105 triliun.

Anggaran tersebut dibagi empat yakni Kementerian Pertahanan dan tiga angkatan angkatan TNI sehingga anggaran untuk TNI-AU ada sekitar Rp25 triliun.

"Anggaran tersebut jika dipakai untuk membeli pesawat baru dan memelihara pesawat yang ada ya cukup minim," katanya.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini menambahkan, karena itu perawatan pesawat militer juga belum bisa dilakukan dengan baik.

Tamliha mengusulkan agar TNI memiliki nomenkaltur sendiri dalam APBN sehingga dapat menyampaikan usulan programnya secara langsung.

Pada kesempatan tersebut, Tamliha juga mengimbau kepada calon Panglima TNI baru disetujui DPR RI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk memiliki komitmen memperbaiki alutsista.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015