... dalam masyarakat kita yang demokratis, kemitraan strategis antara TNI AL dan media massa perlu terus dibangun serta ditingkatkan...
Jakarta (ANTARA News) - “Media massa adalah mitra strategis TNI AL,” kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, pada konvensi media massa, sebagai rangkaian peringatan Hari Pers Nasional 2016, di Hotel Rinjani Lombok Raya, Mataram, Selasa.

Hadir dalam konvensi itu sekitar 300 jurnalis nasional, juga Panglima Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, Laksamana Muda TNI Darwanto, Kepala Dinas Potensi Maritim TNI AL, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Tommy Natanegara, dan Kepala Dinas Penerangan TNI AL, TNI M Zainudin.

Dari keterangan diperoleh di Jakarta, Selasa, Supandi mengatakan, "Di dalam masyarakat kita yang demokratis, kemitraan strategis antara TNI AL dan media massa perlu terus dibangun serta ditingkatkan."

Selaku pelaksana utama fungsi penerangan umum sebagai bentuk operasi media massa, Dinas Penerangan TNI AL secara proaktif memberikan informasi melalui mitra di media massa. 

Dia katakan, diharapkan keterbukaan penyediaan informasi ini dapat menjadi penangkal dan pengimbang dari pemberitaan secara tidak proporsional oleh pihak-pihak tertentu. 

Jika secara institusi aktor pelaksana itu adalah Dinas Penerangan TNI AL, maka pada saat bersamaan, semua personel TNI AL juga memiliki tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya menjalin hubungan baik dengan media massa.

“Tentu dengan tetap memperhatikan keamanan informasi dan rahasia militer,” katanya. 

Berbagai kesempatan TNI AL dengan jurnalis, kata dia, merupakan peluang sekaligus tantangan untuk melaksanakan tugas masing-masing secara sinergis.

Betapa penting TNI AL menjalin hubungan baik dengan media massa didasari fakta media massa tidak saja memberikan informasi, melainkan juga memiliki peran signifikan dalam membentuk persepsi masyarakat mengenai arti penting, legitimasi, dan keberhasilan tugas TNI AL. 

Medan tugas utama TNI AL adalah di laut dan perairan yang tidak ditinggali secara permanen oleh manusia. 

Sangat sedikit warga masyarakat yang berkesempatan menyaksikan secara langsung kegiatan operasi yang dilakukan TNI AL. 

Laporan yang disampaikan media massa mengenai TNI AL sering menjadi satu-satunya sumber informasi bagi masyarakat awam yang tidak beraktivitas di laut.

“Karena itu, proses pemahaman, atau pembentukan persepsi masyarakat mengenai TNI AL sangat didasari informasi yang disajikan media massa,” kata dia.
  
Dia berharap agar dalam mentransformasikan hubungan baik antara TNI AL dengan media massa, seyogianya intensitas dan kualitas peliputan mengenai pelaksanaan tugas TNI AL terus ditingkatkan.  

“Untuk itu, TNI AL membuka kesempatan seluas-luasnya bagi media massa untuk turut hadir dalam berbagai kegiatan yang dilakukan. Sebaliknya, para peliput perlu menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan resiko yang terkait dengan keberadaan di daerah operasi,” kata dia.

Supandi menambahkan, media massa hendaknya menyadari tanggung jawab yang diemban sebagai aktor strategis yang ikut menentukan arah kebijakan pemerintah. 

Implementasinya adalah perlunya upaya untuk mendapatkan liputan yang berimbang dan matang sebelum menyajikan informasi kepada masyarakat luas.

Opini publik sangat dipengaruhi oleh kerangka pemberitaan yang digunakan. Setiap insan media perlu untuk mempertimbangkan implikasi dari setiap berita yang disajikan. 

TNI AL dan media massa perlu untuk mengembangkan kerangka kerja sama yang lebih komprehensif untuk berkontribusi pada pelaksanaan tugas masing-masing —dengan pendekatan yang mungkin berbeda— tapi untuk tujuan sama, yaitu melayani kepentingan masyarakat. 

Bentuk konkret  dari hal ini dapat berupa penyusunan kode etik peliputan dan pemberitaan terkait TNI AL, yang menjamin keterbukaan dari TNI AL tapi juga komitmen media massa untuk melakukan pemberitaan yang berimbang dan komprehensif.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016