Jakarta (ANTARA News) - Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta Sumarno mengaku puas dengan pola dua moderator dalam debat publik kedua calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, karena pertanyaan yang diajukan eksploratif sehingga menghasilkan jawaban masing-masing pasangan yang komprehensif.

"Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan moderator lebih eksploratif sehingga tiap pasangan calon memberikan jawaban lebih komprehensif," kata Sumarno usai debat cagub-cawagub DKI Jakarta, di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan tujuan awal menggunakan dua moderator adalah keduanya bisa mendalami visi-misi dan program kerja yang akan dijalankan masing-masing pasangan, dan itu tercapai dalam debat kedua.

Sumarno mengakui dari sisi pertanyaan dan jawaban yang diungkapkan di debat kedua lebih baik dibandingkan debat pertama.

"Ada peningkatan dibandingkan debat pertama karena yang pertama mencari format serta pola," ujarnya.

Dia menilai keberhasilan moderator mendalami visi-misi pasangan calon karena juga sebagai panelis sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diungkapkan lebih substantif dan bisa mengeksplorasi jawaban pasangan.

Menurut dia, meskipun KPU Jakarta puas dengan pola tersebut namun pihaknya masih akan mengevaluasi dahulu pelaksanaan debat kedua sehingga baru bisa diputuskan format dan pola yang digunakan di debat ketiga pada Jumat (10/2).

"Pertanyaan antar calon harus lebih difokuskan lagi kepada tema yang diangkat karena tadi kurang fokus sehingga diarahkan lagi. Diharapkan tiap pasangan bisa eksplorasi pertanyaan-pertanyaan substantif sehingga calon lain berikan jawaban komprehensif," katanya.

Selain itu Sumarno menilai salah satu faktor yang menyebabkan paslon memberikan jawaban mendalam dan komprehensif adalah durasi debat yang panjang.

Karena itu dia menilai ada kemungkinan pola tersebut diterapkan di debat ketiga.

"Kami akan evaluasi internal KPU Jakarta dengan melibatkan tim pasangan calon, mengundang ahli untuk memberikan pendapat untuk tema ketiga," ujarnya. 

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017