Pemerintahan Basuki Djarot bukan menggusur, melainkan memindahkan warga yang menempati area-area tak layak huni dan terlarang dibangun permukiman ke tempat yang jauh lebih baik
Jakarta (ANTARA News) - Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, mengatakan, pasangan calon gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat tidak mau membohongi warga dengan memberikan janji tak ada gusur menggusur hanya karena mengharapkan suara pada Pilkada DKI 2017.

"Penggusuran dinilai tetap perlu dilakukan demi kebaikan bersama dan tidak membahayakan warga. Pemerintahan Ahok-Djarot justru tengah mengangkat derajat hidup warga menengah ke bawah yang rumahnya digusur dengan merelokasi mereka ke rumah susun," kata Budiman, di Jakarta, Rabu.

Budiman mengatakan hal itu menanggapi tudingan bahwa pemerintahan Basuki-Djarot tidak memihak warga, terutama mereka yang hidup di kelas menengah bawah dengan memperlakukan mereka secara tak manusiawi yakni dengan menggusur.

Anggota Komisi II DPR ini menyebutkan, menggusur tak lantas membuktikan pemerintahan Basuki-Djarot abai pada warganya.

Menurutnya, masyarakat harus merubah mind set atau pola pikirnya agar tidak salah kaprah.

"Pemerintahan Basuki Djarot bukan menggusur, melainkan memindahkan warga yang menempati area-area tak layak huni dan terlarang dibangun permukiman ke tempat yang jauh lebih baik," kilahnya.

Salah satu contohnya adalah permukiman warga di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung yang kini giat dinormalisasi.

Menurut dia, ada sejumlah pihak yang terkesan berusaha menanamkan pemahaman yang salah demi meraih simpati publik, khususnya terkait isu penggusuran. Warga dibiarkan merasa tetap nyaman dengan perasaannya padahal, wilayah yang mereka tempati berpuluh-puluh tahun itu justru menurunkan kualitas hidupnya.

"Jargon yang selama ini digembar-gemborkan, Biarkan orang miskin nyaman dengan keadaanya. Toh selama ini dia nyaman berpuluh-puluh tahun disitu. Membela orang miskin bagi calon yang lain adalah Biarkan orang miskin nyaman dengan perasaannya, padahal lingkungannya itu akan membuat dia terdegradasi hidupnya, menurun kualitas hidupnya, terancam karena lingkungan yang berbahaya. Tidak sehat dan terancam banjir," kata Budiman.

Pemerintahan Basuki-Djarot, lanjut dia,memiliki pendekatan berbeda dan jauh lebih manusiawi dalam menata kota Jakarta.

Solusi menyediakan rusun di kawasan yang lebih layak dinilai mampu memberikan jaminan keberlangsungan dan keberlanjutan hidup manusia Jakarta di mana ada sebuah kepastian perbaikan hidup.

"Jadi prinsipnya, Ahok mendekatkan orang miskin pada fasilitas sarana dan prasarana yang membuat dia tidak miskin lagi hingga anak cucunya. Mengeluarkan mereka dari lingkungannya yang selama puluhan tahun bersamanya dan menimbulkan kenyaman palsu. Padahal itu berbahaya," katanya.

Seperti diketahui pemerintahan Basuki-Djarot memiliki program pembangunan rumah susun sebanyak 50.000 unit untuk menampung warga yang terkena relokasi dalam rangka program-program prioritas seperti normalisasi sungai, refungsi ruang terbuka hijau (RTH), dan lain-lain, serta mendorong pemindahan warga ke bangunan vertikal di lokasi-lokasi padat penduduk melaluin skema konsolidasi lahan untuk menyediakan ruang terbuka yang memadai.

Rumah susun tersebut akan dibangun terintegrasi dengan pasar tradisional, terminal, gelanggang olah raga (GOR), sekolah dan waduk di berbagai lokasi di Jakarta yang diperuntukkan bagi warga kelas menengah ke bawah.

(Baca juga: Ahli benarkan pernyataan Gus Dur tentang Al-Maidah)

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017