Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang sudah kami lakukan, ditemukan kabel listrik yang menjalar ke rumah atau TKP rumah awal kebakaran
Kupang (ANTARA News) - Kepolisian Resor Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur menduga kebakaran 30 rumah yang terdiri dari 28 rumah adat dan dua rumah ibadah kepercayaan Merapu di Kampung Adat Tarung, akibat hubungan arus pendek listrik.

"Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang sudah kami lakukan, ditemukan kabel listrik yang menjalar ke rumah atau TKP rumah awal kebakaran," kata Kapolres Sumba Barat AKBP Muhammad Erwin saat dihubungi dari Kupang, Senin.

Hal ini diperkuat dengan keterangan beberapa saksi mata yang menyatakan bahwa awal mula asap berasal dari salah rumah besar atau rumah saudara tertua dari masyarakat yang tinggal di Kampung adat tersebut, katanya.

Dia mengatakan dari beberapa saksi seperti Nissa Lado mengatakan, awal mula api menyala yakni pada pukul 16.00 WITA. Mengetahui ada asap di rumah milik Welem Wolu, tetangga sekitarpun mulai berusaha memadamkan apinya, namun tak bisa dipadamkan karena rata-rata rumah beratap alang-alang sehingga dengan cepat merabat di rumah yang berada di sekitar.

"Demikian juga dengan saksi kedua Andrias Marabi pelajar berusia 18 tahun yang menyatakan bahwa api berasal dari rumah Welem Wolu," tambahnya.

Sementara itu, Welem Wolu yang ketika dimintai keterangan oleh pihak kepolisian mengaku saat kejadian tengah bertamu ke rumah Lado Tera Ama Magi.

Selang beberapa menit kemudian ia mendengar teriakan adanya asap yang mengepul di rumahnya sehingga ia bersama warga sekitar langsung berusaha memadamkan api, namun tak bisa karena atap rumahnya terbuat dari alang-alang.

"Api kemudian merambat ke sejumlah rumah adat itu dan ke dua rumah ibadah warga kepercayaan Merapu," tambahnya.

Dia mengatakan kepolisian akan terus mencari tahu penyebab dari kebakaran tersebut. Hingga saat ini, lanjutnya, proses penyelidikan penyebab kebakaran sejumlah rumah adat dan dua rumah ibadah itu masih terus ditelusuri.

Sebelumnya, Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole mengatakan kurang lebih 274 kepala keluarga menderita kerugian akibat kebakaran itu mencapai miliaran rupiah.

"Saya kurang tahu persis berapa jumlah kerugiannya. Tetapi saya prediksi bisa mencapai miliaran rupiah. Karena semua barang-barang warga tak ada yang bisa diselamatkan," tambah Bupati.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017