Sabang, Aceh (ANTARA News) - Kapal layar tiang tinggi TNI AL, KRI Bima Suci, tiba di pulau terluar paling ujung barat Indonesia, Pulau Weh, Selasa pagi. Ini adalah kiprah perdana KRI Bima Suci di Tanah Air, yang akan berpartisipasi dalam Sail Sabang 2017.

KRI Bima Suci tiba di Teluk Sabang, Pulau Weh, Aceh, sekira pukul 06:00 WIB. Sebelum sandar di Pelabuhan CT-3 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang, suara gemuruh drum band para kadet Akademi TNI AL terdengar jelas di kejauhan sana.�

Mereka menunjukkan kebolehan ber-drum band dari geladak-geladak terbuka KRI Bima Suci, dengan seragam parade biru-putih.

Sementara di Pelabuhan CT-3 BPKS, Komandan Pangkalan TNI AL Sabang, Kolonel Laut Pelaut Kycki Salvadhie, bersama sejumlah perwira-nya, Asisten-II Pemerintah Kota Sabang, Kamaruddin, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, serta Wakil Ketua DPRK Sabang, Afrizal, dan unsur Forkompinda se-Kota Sabang menyambut langsung kedatangan kapal layar tiang tinggi terbaru TNI AL itu.

Masih di Pelabuhan CT-3 BPKS, puluhan personil Pangkalan TNI AL Sabang juga ikut memainkan drum band penyambutan KRI Bima Suci.

Sekira pukul 08:50 WIB KRI Bima Suci sandar secara mulus di Pelabuhan CT-3 BPKS, di pulau terluar paling ujung barat Indonesia.

(Baca juga: https://www.antaranews.com/berita/667794/kri-dewaruci-bergabung-untuk-sail-sabang-2017)

Komandan Kapal KRI Bima Suci, Letnan Kolonel Pelaut Widiyatmoko Baruno Aji, bersama seorang perempuan kadet Akademi TNI AL turun dan disambut Duta Wisata Sabang (Cut Abang dan Cut Adek) serta dikalungi bunga dan disuguhi tarian ranub lampuan sirih dalam bati sebagai bentuk peumulia jame�alias memuliakan tamu.

"Selamat datang KRI Bima Suci dan selama Sail Sabang 2017, KRI Bima Suci dibuka bagi semua masyarakat yang ingin menyaksikan langsung dan dipersilakan secara terbuka naik ke kapal," kata Salvadhie.

Dia lalu naik ke geladak KRI Bima Suci, di mana dia berpesan kepada para kadet Akademi TNI AL untuk membuka diri dengan masyarakat maupun pengunjung yang naik ke kapal.

Selanjutnya, Baruno Aji mengakui, selama pelayaran dari Spanyol sampai di Jakarta dan kembali berlayar ke Sabang, cuaca di laut sangat bersahabat dan mereka bisa tiba di pulau terluar Indonesia sesuai target.

"Cuacanya bagus dan yang ikut dalam pelayaran ini semua ada 94 taruna, 13 di antaranya taruni, kimudian pendampingnya tujuh personil," kata Baruno Aji.

Masyarakat pulau terluar paling ujung barat Indonesia serta wisatawan domestik juga antusias menyambut kedatangan KRI Bima Suci itu.


Begitu mendapat izin naik ke geladak kapal layar tiang tinggi kelas Barque�tiga tiang itu, warga pun berbondong-bondong memenuhi geladak kapal yang dibuat di galangan kapal Freire, Vigo, Spanyol, dengan nilai kontrak sekitar 78 juta dolar Amerika Serikat itu.

Sejauh ini, TNI AL memiliki dua kapal layar tiang tinggi yang masih operasional. Mereka adalah KRI Dewaruci, di kelas Barquentine tiga tiang, buatan galangan kapal Stulcken und Sohns, Hamburg, Jerman, yang mulai dibangun pada 1952 dan tergabung ke TNI AL pada 1954, serta KRI Bima Suci, yang dibangun sejak 2015 dan tergabung dengan TNI AL sejak 18 September 2017 itu.

Selain mereka berdua, ada kapal layar kelas yacht, yaitu KRI Arung Samudera I dan KRI Arung Samudera II.�

Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017