Manokwari, Papua Barat (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan Bandara Rendani di Manokwari, Papua Barat, dapat dilandasi pesawat berbadan lebar (wide body) setelah perpanjangan lintasan runway.

Dalam kunjungan kerjanya meninjau lokasi perpanjangan runway di Manokwari, Kamis (21/12), Menhub Budi Karya menjelaskan saat ini Pemda tengah melakukan pembebasan lahan. Jika pembebasan lahan bisa selesai pada 2018, perpanjangan runway ditargetkan selesai pada 2019.

"Kalau tahun 2018 selesai nanti tahun 2019 bisa kita selesaikan perpanjangan runway sehingga bandara ini bisa dilandasi bukan hanya tipe Boeing 737 tapi juga wide body bisa mendarat disini," kata Budi.

Terkait rencana itu, Menhub meminta kesediaan masyarakat yang terdampak pembebasan tanah untuk bersedia melepas tanahnya sesuai dengan kesepakatan penggantian.

Ada pun runway akan diperpanjang menjadi 2.400 meter. Saat ini Bandara Rendani Manokwari memiliki panjang runway 2.000 x 45 meter dengan dua apron berukuran 323 x 100 meter dan 181 x 68 meter. Pada sisi darat bandara ini memiliki gedung terminal berukuran 1.920 meter persegi.

"Kalau sekarang kan penumpangnya 360 ribu, kita harapkan bisa meningkat," ungkapnya.

Untuk membangun konektivitas di Manokwari, Menhub juga meninjau progres tol laut di Pelabuhan Manokwari.

Ia menilai tingkat keterisian atau "occupancy" kapal tol laut dari Surabaya ke Manokwari sudah bagus akan tetapi untuk angkutan balik ke Indonesia barat tingkat keterisiannya masih rendah.

Ia minta agar operator dan stakeholder di pelabuhan, yakni PT Pelni dan PT Pelindo sebagai perusahaan BUMN, KSO, serta Pemprov harus mengupayakan komoditas lokas di Manokwari bisa diangkut dalam perjalanan balik.

"Di sini banyak ikan, rumput laut, banyak hasil kayu. Ini harus dikoordinasikan, kalau tidak terisi efisiensinya turun sekarang masih disubsidi tidak kerasa, tapi kalau dihitung benar-benar itu rugi," ujar Menhub.

Jika kapal tol laut lebih ditingkatkan, tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat disamping membuka kesempatan lapangan kerja bagi masyarakat.

Pada 2018, Budi menyebut akan ada tambahan dua rute tol laut dari eksisting saat ini 13 rute tol laut. Tambahan rute tol laut ditentukan berdasarkan dua faktor.

"Produk dari timur ke baratnya banyak, akan diprioritaskan atau memang dia sangat membutuhkan jadi kita akan menginventarisasi tempat mana yang produktif mana tempat yang masih membutuhkan, kita akan tentukan bahkan yang sekarang eksisting belum tentu kita jalankan kalau mereka katakan load faktornya rendah, kita akan evaluasi," ungkapnya.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017