Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Komandan Kodim 0105/ Aceh Barat, Provinsi Aceh, Letkol Inf Herry Riana Sukma, menyatakan, pihaknya akan menempatkan personel di kawasan yang sudah dipetakan rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Kemungkinan di lahan-lahan rawan terbakar akan kami tempatkan anggota dan ada patroli di sana, sehingga bisa mengurangi keinginan masyarakat membakar lahan. Fakta dari Karhutla yang lalu, 80 persen akibat dibakar," katanya di Meulaboh, Jumat.

Pernyataan itu disampaikannya, melihat kondisi cuaca saat ini dan menindak lanjuti perintah komando atas dari hasil menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2018, di Istana Negara, Jakarta pada, Selasa (6/2).

Pada Rakornas Karhutla tersebut, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), saat memberi pengarahan, mengancam akan mencopot pangdam dan kapolda yang di wilayahnya terjadi Karhutla, namun tidak bisa tanggulangi dengan cepat.

Kata Dandim Herry, dari Provinsi Aceh ada empat dandim dan empat kapolres yang ikut diundang ke Istana Negara, yakni dari Aceh Barat, Aceh Jaya, Nagan Raya dan Singkil, wilayah tersebut dinyatakan rawan karhutla karena banyak lahan bergambut.

"Kalau ada yang mencoba lakukan, maka akan ditindak, kami bersama kepolisian Aceh Barat akan meningkatkan pengawasan, terutama pada kawasan yang sudah dipetakan rawan karhutla saat suasana musim panas seperti ini," tegasnya.

Lebih lanjut disampaikannya, data secara nasional memang menunjukkan tingkat kasus Karhutla dari tahun 2013-2017 mengalami penurunan drastis di Indonesia, akan tetapi berbeda dengan di Aceh Barat, justru pada tahun 2017 terjadi peningkatan.

Dandim Herry, menjadi tantangan pihaknya sebagai aparat untuk bisa menekan dan mencegah terjadinya karhutla selama 2018, TNI-AD akan bekerja lebih kuat bersama BPBD, kepolisian, pihak desa dalam upaya mencegah karhutla terulang tahun ini.

Akan tetapi upaya yang sangat penting dilakukan saat ini adalah, terus memberikan penyadaran kepada warga di kawasan tertentu yang masuk dalam zona rawan karhutla, sebab di Aceh Barat memiliki bayak lahan gambut yang mudah terbakar.

"Kita mengimbau, dalam membuka lahan jangan dibakar, karena fakta dilapangan dari karhutla lalu, hampir 80 persen akibat pembukaan lahan dengan cara dibakar, setelah dibakar tidak terkendali sehingga merembet ke lahan lainya," katanya.

Pewarta: Anwar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018