Bengkulu (ANTARA News) - Para nelayan di Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu menyiapkan satu kapal cepat untuk menghalau kapal pengguna trawl atau pukat harimau yang masih beroperasi di perairan wilayah itu.

"Para nelayan dengan spontan urunan minyak untuk kapal menghalau trawl," kata Midur, nelayan tradisional di Malabero, Kamis.

Inisiatif para nelayan tradisional tersebut muncul setelah menyaksikan kapal pengguna trawl masih bebas beroperasi di perairan Bengkulu.

Pantauan di Malabero, sejak pukul 10.00 WIB para nelayan tradisional mengumpulkan sumbangan sukarela untuk membeli minyak kapal yang akan berlayar menghalau trawl.

Jenis kapal cepat yang diturunkan bermesin tempel mampu memuat 15 orang anak buah kapal. Setelah 30 menit berlayar menuju Pulau Tikus, masyarakat mulai berkumpul di tepi pantai Malabero menyaksikan rekan mereka menghalau kapal trawl.

Situasi sempat memanas sebab para nelayan tradisional mendapatkan informasi bahwa pengguna trawl akan menyerang nelayan di Malabero.

Informasi yang beredar tersebut dengan spontan membuat para warga mengambil senjata berupa parang, kayu dan besi untuk mempertahankan diri mereka.

"Karena kami sudah pengalaman pernah diserang pengguna trawl tahun 2000 dan kami tidak mau lagi kecolongan," kata Sirajudin, nelayan lainnya.

Situasi menegangkan di Malabero membuat aparat kepolisian menurunkan puluhan personel ke permukiman nelayan itu.

Wakapolda Bengkulu Kombes Pol Budi Widjanarko yang turun ke lokasi meminta warga tenang dan tidak terprovokasi.

"Kami minta masyarakat tetap tenang dan jangan terprovokasi informasi yang belum tentu benar," kata Wakapolda.

Setelah mendapatkan penjelasan dari Wakapolda yang berjanji akan mendirikan pos pengamanan di Malabero, masyarakat mulai tenang dan sebagian kembali ke rumah masing-masing.

Pewarta: Helti Marini S
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018