Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mempromosikan transformasi ekonomi digital di Indonesia dalam pertemuan dengan para CEO Selandia Baru di The Majestic Centre, Wellington, Selandia Baru, Senin.

Presiden menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia tengah bertransformasi setelah sekian lama bergantung pada ekspor komoditas mentah, kini ekonomi Indonesia berjalan mengikuti tren, seiring dengan bangkitnya ekonomi digital dan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah.

"Dan untuk menunjang transformasi ekonomi itu, pemerintahan saya serius untuk mewujudkan reformasi fundamental ekonomi," kata Presiden di depan para CEO Selandia Baru seperti yang dirilis Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Sebagai hasilnya, kata Presiden, peringkat Indonesia dalam hal kemudahan berusaha berdasarkan survei Bank Dunia meningkat dari peringkat 120 pada 2014 menjadi peringkat 72 pada 2018.

"Peningkatan sebanyak 48 peringkat, hanya dalam waktu empat tahun," kata Presiden.

Selain itu, lembaga pemeringkat Standard & Poor's juga telah menaikkan kembali peringkat Indonesia menjadi Investment Grade atau layak investasi.

"Ini menandakan untuk pertama kali dalam 20 tahun terakhir Indonesia sekali lagi berpredikat layak investasi oleh tiga lembaga rating dunia, Standard and Poor's, Moody's dan Fitch Ratings," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh lebih dari 5 persen per tahun, yang artinya akan bertumbuh dua kali lipat setiap 14 tahun.

"Ekonomi kita juga tengah bertransformasi oleh hadirnya e-Commerce dan ekonomi digital. Berdasarkan data yang kami miliki, sekitar dua sampai tiga miliar dollar per tahun diinvestasikan untuk sector e-Commerce," jelasnya.

Baca juga: Diplomasi kopi Presiden di Selandia Baru

Baca juga: Presiden mengobrol santai dengan pelajar Indonesia di Wellington

Baca juga: Presiden jalan kaki bersama pelajar di Wellington

Baca juga: Presiden Jokowi tiba di Selandia Baru


Dalam kesempatan tersebut, tampak hadir perwakilan dari Industri pengolahan susu terkenal di Selandia Baru, juga dari industri pertanian dan makanan, infrastruktur kelistrikan, pendidikan, perumahan dan konstruksi, dan sektor keuangan.

"Saya menantikan untuk mendengar pandangan dari anda semua," ujar Presiden kepada para CEO yang hadir.
 
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) menyimak paparan dari salah satu CEO perusahaan Selandia Baru dalam pertemuan dengan para CEO Selandia Baru di The Majestic Centre, Wellington, Selandia Baru, Senin (19/3/2018), untuk mempromosikan ekonomi digital, didampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong (kanan), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua kiri) dan Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya (kiri). (ANTARA/HO/Biro Setpres)


Selandia Baru merupakan negara peringkat pertama dalam hal kemudahan berusaha menurut hasil survey Bank Dunia selama dua tahun berturut-turut.

Oleh sebab itu, dalam pertemuan tersebut Presiden juga meminta para pebisnis yang hadir untuk berbagi pengalaman bagaimana Selandia Baru dapat menjadi peringkat pertama.

"Tolong berbagi dengan Kepala Badan Investasi kita, Tom (Thomas Lembong) karena saya memberikannya target bahwa Indonesia harus berada dalam peringkat 40 besar akhir tahun depan," ujar Presiden disambut tawa hadirin.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018