Jadi yang bersangkutan (siswa tersebut) merasa tidak bisa masuk ke sekolah yang dicita-citakan. Hal ini diduga karena kurangnya informasi yang diperoleh yang bersangkutan baik dari pihak sekolah maupun orang tua."
Jakarta (ANTARA News)- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menduga siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Blitar bunuh diri karena kurangnya informasi mengenai penerimaan siswa baru.

"Jadi yang bersangkutan (siswa tersebut) merasa tidak bisa masuk ke sekolah yang dicita-citakan. Hal ini diduga karena kurangnya informasi yang diperoleh yang bersangkutan baik dari pihak sekolah maupun orang tua," ujar Mendikbud usai penandatanganan kerja sama sepak bola dengan Pemerintah Jerman melalui Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammernarbeit (GIZ) di Jakarta, Rabu.

Mendikbud menjelaskan meski pun berada di luar zonasi, dalam Permendikbud 14/2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dijelaskan masih diberi celah untuk masuk untuk yang berada di luar zonasi.

Menurut Muhadjir jika informasinya lengkap maka seharusnya tidak terjadi hal seperti itu.

Selain itu, Mendikbud juga menduga ada beberapa masalah yang menyertai seperti siswa tersebut tidak tinggal dengan orang tuanya.

"Bayangkan, anak SMP tidak tinggal dengan orang tuanya, pasti ada kekosongan."

Mendikbud juga menjelaskan prestasi anak tersebut bagus dan pernah ikut olimpiade. Untuk itu, dia menghimbau pada pihak sekolah untuk memberikan bimbingan terutama untuk tingkat SD dan SMP.

"Jangan biarkan anak berjalan tanpa bimbingan orang tua dan keluarga. Dalam sistem zonasi, perlu adanya bimbingan orang tua dan juga sekolah kemana anak itu sekolah. Jangan dibiarkan anak tersebut memutuskan sendiri," imbuh dia.

Seorang siswa SMP berinisial EPA nekat mengakhiri hidupnya di kamar kos. Penyebabnya karena khawatir tidak diterima di salah satu SMA favorit di Blitar. Siswa yang baru lulus tersebut, ditemukan tewas dengan cara menggantung diri di pintu kamar kos.

Dalam kesempatan tersebut, Muhadjir juga menekankan mengenai pentingnya penyelenggaraan Gala Siswa Indonesia (GSI) dalam mendukung pendidikan karakter di sekolah.

Pewarta: Indriani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018