Untuk saat ini dari arah Jakarta ke Palimanan lancar. Arah sebaliknya ramai."
Jakarta (ANTARA News) - Ruas Jalon Tol Trans Jawa yang membentang dari Merak di Banten hingga Pasuruan di Jawa Timur, menghubungkan dua kota terbesar di Indonesia Jakarta dan Surabaya, baik yang sudah operasional maupun fungsional, kembali menjadi favorit pemudik untuk kembali ke kota asalnya .

Sejalan dengan akan berakhirnya libur panjang Lebaran 2018, antrean kendaraan di beberapa ruas jalan tol juga terus meningkat. Kementerian Perhubungan memprediksi tanggal 19 dan 20 Juni merupakan puncak arus balik, karena pada 21 Juni aparatur sipil negara mulai bekerja kembali.

Bank Indonesia (BI) sudah melakukan operasional terbatas pada 19 Juni, dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai beroperasi seperti biasa pada 20 Juni. Pegawai perusahaan-perusahaan swasta juga sebagian besar mulai bekerja pada 20 Juni.

Namun demikian, operator jalan tol bekerja sama dengan kementerian perhubungan dan kepolisian telah mengantisipasi lonjakan arus balik Lebaran. PT Jasa Marga (Persero) menyiapkan sejumlah langkah dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan arus balik Lebaran di Tol Cikampek, Jawa Barat menuju Jakarta.

"Kami memprediksi Selasa (19/6) malam dan Rabu (20/6) malam akan terjadi lonjakan arus balik ke Jakarta, atau bisa dikatakan puncaknya. Kami sudah siapkan langkah-langkah antisipasinya," kata Kepala Gerbang Tol Cikarang Utama Ahmad Zamzuri di Gerbang Tol Cikarang Utama, Jawa Barat, Selasa.

Menurut Ahmad Zamzuri, beberapa langkah antisipasi yang dilakukan itu, di antaranya memberlakukan sistem satu arah (one way) atau buka tutup dan menyiapkan seluruh perangkat yang dibutuhkan apabila sistem satu arah tersebut diberlakukan.

"Sistem one way itu dilakukan oleh pihak kepolisian. Tapi, kami siapkan seluruh perangkatnya, mulai dari gardu tol, pembukaan lajur-lajur, penanganan di setiap lajur serta menyiapkan apabila harus dilakukan penutupan gerbang tol," ujar Ahmad.

Rekayasa lalu lintas

Untuk mencegah terjadinya penumpukan kendaraan dan kemacetan lalu lintas menuju Jakarta, PT Jasa Marga sudah memberlakukan sistem rekayasa lalu lintas dengan menerapkan kendaraan melawan arus (contraflow) yang dimulai sejak Selasa pukul 12.00 WIB guna menghindari terjadinya penumpukan kendaraan yang masuk ke Jakarta di gerbang Tol Cikarang Utama.

"Pelan-pelan kami sudah mulai melakukan contraflow, mulai dari kilometer 65 sampai kilometer 29, supaya arus kendaraan yang masuk Jakarta tetap lancar, jangan sampai terjadi kemacetan," tutur Kepala Gerbang Tol Cikarang Utama Ahmad Zamzuri.

Menurut dia, melawan arus itu diberlakukan semata-mata untuk menjaga supaya arus lalu lintas menuju Jakarta tetap lancar.

"Sekarang ini kan lancar. Supaya bisa terus lancar, maka dilakukan contraflow," ujar Ahmad.

Meskipun demikian, dia mengakui bahwa pihaknya masih belum dapat menentukan berapa lama contraflow tersebut akan diberlakukan, karena tergantung situasi lalu lintas di lapangan.

"Kami belum tahu sampai jam berapa contraflow akan diberlakukan. Tergantung seperti apa kondisi lalu lintas dan jumlah kendaraan yang masuk," tutur Ahmad.

Pihaknya memperkirakan jumlah kendaraan yang melewati Gerbang Tol Cikarang Utama dalam rangka arus balik Lebaran pada Selasa (19/6) akan mencapai 105.000 kendaraan.

Sementara itu, pada Senin (18/6) jumlah keseluruhan kendaraan yang melewati Gerbang Tol Cikarang Utama mencapai 116.104 kendaraan. Jumlah tersebut melebihi perkiraan sebanyak 99.502 kendaraan.

Berdasarkan pantauan ANTARA News, situasi di Gerbang Tol Cikarang Utama sejak pukul 12.00 hingga pukul 14.00 WIB masih lancar. Tidak terjadi penumpukan kendaraan atau kemacetan arus lalu lintas menuju ke Jakarta. Petugas kepolisian dari Polda Metro Jaya juga terlihat masih siap siaga di pos yang berada di sekitar gerbang tol tersebut.

"Memang pada Senin (18/6) kemarin terjadi lonjakan arus balik, bahkan naik hampir 70 persen dari perkiraan kami. Oleh karena itu, kami siapkan sejumlah langkah antisipasi. Semoga arus lalu lintas dapat terdistribusi dengan baik, sehingga tidak terjadi kemacetan," ungkap Ahmad.

Di ruas Tol Jakarta-Cikampek, pada Selasa pagi, suasana arus balik masih terpantau ramai lancar, namun mulai terjadi antrean sejak Km 56 sampai Km 42, setelah itu kendaraan mulai mencair sampai Gerbang Tol Cikarang Utama.

Kendaraan dari arah Tol Cipali terus berdatangan sejak selepas subuh, sebagian kendaraan merupakan pemudik yang sengaja beristirahat pada Senin malam, akibat kelelahan setelah mulai merayap dari setengah perjalanan di Tol Cipali.

Antrean di Tol Cikampek mulai terjadi saat kendaraan dari arah Cipali bertemu dengan arus kendaraan dari Tol Cipularang di KM 67.

Antrean dengan kecepatan kendaraan 5 sampai 10 kilometer per jam itu kembali terjadi saat akan memasuki Rest Area KM 62 dan tempat istirahat (rest area) KM 42. Selepas itu, kendaraan mulai mencair saat memasuki Gerbang Cikarang Utama dengan antrean kendaraan antara lima sampai tujuh kendaraan.

Rekayasa lalu lintas lawan arus dan satu arah di Tol Cipali dan Jakarta-Cikampek, Senin (18/6) malam telah mampu mengurai kepadatan yang luar biasa.

Baca juga: Lokasi jelang tempat istirahat picu kepadatan tol Jakarta- Cikampek

Di ruas Tol Cipali diberlakukan tiga titik contraflow untuk menghindari kemacetan di tempat istirahat, sementara itu polisi di ruas tol Jakata-Cikampek sempat memberlakukan jalur satu arah mulai dari KM 47 Tol Karawang Barat sampai KM 3 Tol Halim. Jalur satu arah itu mampu mengurangi kepadatan lalin imbas membludaknya pengunjung tempat istirahat dan antrian di Gardu Tol Cikarang Utama.

Namun, sejak Selasa pukul 06.00 WIB, sistem satu arah dihentikan karena arus kepadatan lalu lintas mulai mencair.

Sebelumnya, di Tol Jakarta-Cikampek sempat diberlakukan rekayasa lau lintas melawan arus dari KM 64 sampai KM 41, namun tidak efektif karena di KM 41 terjadi penyempitan arus jalan, di mana arus dari jalur melawan arah kembali masuk jalur normal. Penyempitan itu berimbas pada pelambatan kendaraan di jalur normal.

Baca juga: Petugas lakukan lawan arus Tol Cipali KM 132-129

Tol Cipali

Sementara itu, petugas lalu lintas di ruas Tol Cipali dari kepolisian dan operator tol memberlakukan rekayasa lalu lintas melawan arus di KM 132 sampai KM 129 arah Jakarta untuk mengurai kepadatan.

"Mulai jam 06.00 WIB kita lakukan contraflow, namun itu situasional, ketika padat akan dibuka dan lengang ditutup," kata General Manajer Operasional PT Lintas Marga Sedaya (LMS), Suyitno melalui pesan yang diterima di Cirebon, Selasa.

Menurut dia, sistem melawan arus dilakukan karena kendaraan yang melintas di Tol Cipali sangat ramai, terutama yang mengarah ke Jakarta, sehingga menimbulkan kepadatan. Rekayasa lalu lintas tersebut memang diperlukan, terutama pada empat hari setelah (H+4) Lebaran 2018 yang merupakan puncak arus balik di sana.

"Untuk saat ini dari arah Jakarta ke Palimanan lancar. Arah sebaliknya ramai," ujarnya.

Selain itu, pihak LMS juga berpesan pada saat arus balik, pemudik disarankan untuk dapat mengisi bahan bakar minyak (BBM) secara penuh sebelum memasuki Tol Cipali, agar tidak perlu antri di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

"Tidak hanya itu, kami juga mengimbau kepada pengguna jalan Tol Cipali sebaiknya tidak berhenti di bahu jalan karena hal ini dapat membahayakan diri sendiri dan pengendara lain," tuturnya.

Baca juga: 90.000 kendaraan kembali lalui Jakarta-Cikampek

Ia menimpali, "Jika rest area terpantau telah memenuhi kapasitas, pengemudi bisa beristirahat, mengisi BBM dan menyempatkan untuk berwisata kuliner di luar area Tol Cipali dengan menuju gerbang tol terdekat."

Sementara itu, Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Kasatlantas Polres) Indramayu AKP Asep Nugraha mengatakan untuk mengurai kepadatan ada dua alternatif, yaitu melakukan jalan searah (one way) dan juga melawan arus (contraflow).

"Saat ini kami masih berlakukan contraflow untuk mungurai kepadatan, tadi malam kita juga sempat memberlakukan jalur satu arah di Tol Cipali mulai di KM 132 sampai KM 126," katanya menambahkan.

Baca juga: Kendaraan di Tol Cipali antre mengular belasan kilometer

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018