... ini bukan masalah kesehatan, sanitasi, atau transfer dana semata; tetapi ini masalah semua...
Praya Tengah, NTB (ANTARA News) - Presiden Bank Dunia, Jim Yong-kim, mengagumi upaya pemerintah Indonesia dalam menangani kekerdilan pada anak. Dia melihat langsung hal itu bersama Wakil Presiden, Jusuf Kalla, dan para menteri Kabinet Kerja.

"Kemarin saya hadir dalam rapat tentang kekerdilan anak dengan Wakil Presiden (Indonesia), Kalla. Dari 189 negara anggota yang telah saya datangi, belum pernah saya menemukan kerja sama begitu luar biasa dengan Kalla dan banyak menteri Indonesia untuk mengatasi kekerdilan anak di Indonesia ini," kata Kim, dalam Rembug Desa tentang Pencegahan Anak Kerdil di Desa Dakung, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, NTB, Kamis.

Kim menilai kerja pemerintah Indonesia dalam mengatasi kekerdilan pada anak itu sudah tepat, yakni dengan mengajak seluruh menteri di bidang terkait untuk menyelesaikan persoalan itu.

"Cara Anda (Indonesia) mengatasi masalah ini sangat tepat. Kekerdilan ini bukan masalah kesehatan, sanitasi, atau transfer dana semata; tetapi ini masalah semua. Dan hanya dengan bekerja bersama, Anda akan menemukan keberhasilan dalam menjamin masa depan bangsa Indonesia," ujar Kim.

Sebelumnya, Rabu (4/7), Kalla memimpin rapat terbatas dengan sejumlah menteri dan perwakilan Bank Dunia untuk mencari solusi mengatasi masalah kekerdilan anak di Indonesia.

Saat ini, Indonesia termasuk dalam daftar negara dengan prevalensi anak kerdil tinggi bersama negara-negara di Afrika dan Asia Selatan. Sekitar 37 persen atau 9 juta anak balita Indonesia mengalami kekerdilan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan.

Oleh karena itu, Bank Dunia siap membantu Indonesia untuk mengatasi persoalan kekerdilan anak tersebut, dengan harapan generasi masa depan Indonesia nantinya dapat berkualitas dan memajukan perekonomian dunia.

Sementara itu, Kalla berharap masyarakat dapat bergerak inisiatif untuk mengatasi kekerdilan pada anak di daerah-daerah.

“Masyarakat sendiri harus mengembangkan untuk kepentingan masyarakat juga. Kalau masyarakat tidak bergerak, maka walaupun uang begitu banyak tapi masyarakat tidak bergerak sendiri, itu sulit,” kata dia.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018