Jakarta (ANTARA News) - Layanan video HOOQ mengumumkan jajaran juri untuk kompetisi HOOQ Filmmakers Guild musim kedua. Dari Indonesia, ada Mouly Surya dan Joko Anwar serta Banjong  Pisanthanakum (Thailand), Adison Tresirikem (Thailand), Jun Robles Lana (Filipina) dan aktris peraih penghargaan Agot Isidiro (Filipina). 
 
"Kesuksesan musim pertama dan respon positif terhadap HOOQ Filmmakers Guild mendorong HOOQ untuk kembali menggelar HOOQ Filmmakers Guild musim kedua dan ini merupakan bukti komitmen kuat HOOQ untuk mendukung industri film Asia dengan memberikan kesempatan bagi sineas berbakat di seluruh wilayah untuk mewujudkan ide mereka ke dalam serial TV," kata Jennifer Batty, Chief Content Officer HOOQ dalam keterangan pers.
 
Para juri bersama HOOQ akan menyeleksi naskah paling kreatif dari sineas berbakat di Asia Tenggara kemudian akan membantu merealisasikan naskah mereka ke dalam serial TV. 

Lima naskah yang terpilih masing-masing akan mendapat dana sebesar 30.000 dolar AS untuk memproduksi sebuah episode perdana yang akan tayang di HOOQ. Bersama dengan pelanggan HOOQ, para juri akan memilih naskah untuk diproduksi menjadi serial TV serial penuh.
 
"Saya sangat menantikan untuk melihat naskah yang kreatif, orisinal dan luar biasa yang akan dibuat serta mencermikan keragaman dan dinamisme Asia Tenggara," ujar sutradara Jon Robles Lana.
 
"Ini adalah saat yang menggembirakan bagi industri film di Asia! Industri ini sedang berkembang dan permintaan akan produksi lokal  mengalami peningkatan. HOOQ Filmmakers Guild memberikan peluang bagi para sineas berbakat untuk menunjukan karyanya kepada Asia dan dunia! Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengajak seluruh sineas Indonesia turut berpartisipasi dalam kompetisi ini dan memberikan yang terbaik," ujar sutradara Joko Anwar.
 
Sutradara Banjong Pisanthanakun mengatakan, "Saya bangga mewakili Thailand, bersama dengan rekan sejawat Adisorn Tresirikasem menjadi juri HOOQ Filmmakers Guild. Menjadi seorang sutradara di Thailand, saya sangat senang dapat bergabung dalam kompetisi ini untuk mencari bakat-bakat baru selanjutnya di Asia Tenggara sehingga industri film terus berkembang."
 
Kembali untuk tahun kedua, juri dan sutradara pemenang penghargaan Indonesia Mouly Surya mengatakan, "Saya yakin tahun lalu kami baru menjangkau sebagian talenta film Asia dan kami sangat takjub dengan naskah yang kami terima. Saya tidak sabar untuk menemukan lebih banyak talenta di musim kedua ini."
 
Pencarian untuk pemenang  HOOQ Filmmakers Guild selanjutnya sudah dimulai dan pendaftaran dibuka sampai 31 Juli 2018. Semua profesional film berbakat, baik sutradara, produser atau penulis naskah hanya perlu mengirimkan naskah dan treatment (sketsa skenario) untuk ide serial TV. Pendaftaran terbuka untuk peserta dari Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia dan Kamboja.
 
Para peserta dapat berasal dari sekolah film atau bekerja sebagai profesional di industri film yang memiliki pengalaman dalam memproduksi film. Peserta diharuskan mengirimkan naskah dan treatment (sketsa skenario) untuk miniseri atau serial penuh dengan maksimal 13 episode untuk satu musim.  Tidak ada batasan genre, namun proposal dan produksi harus menggunakan bahasa lokal dari negara mana peserta tersebut berasal. 
 
Serial yang menang akan menjadi bagian dari produksi orisinal HOOQ termasuk "Yowis Ben", "Ayat Ayat Cinta 2", "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak", "Saranair Love You" dan "Bhak", pemenang HOOQ Filmmakers Guild pertama, yang dijadwalkan akan dirilis awal tahun depan.

Baca juga: Sineas papan atas Asia akan terlibat di HOOQ Filmmakers Guild 2018

Baca juga: "Aliansi", naskah Indonesia yang bersaing di HOOQ Filmmakers Guild

Baca juga: Perbanyak konten lokal, HOOQ kucurkan dana untuk sineas Asia Tenggara

Baca juga: Joko Anwar siapkan film "Gundala"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018