Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM),Yogyakarta Nyarwi Ahmad mengatakan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bisa menjadi alternatif bakal calon wakil presiden potensial bagi Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.

"Dipilihnya Moeldoko sebagai kepala KSP oleh Jokowi menunjukkan bahwa keduanya memiliki kecocokan personal. Kalau tak cocok dengan kepribadian dan model kerjanya, mana mungkin dipilih Jokowi," kata Nyarwi ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.

Menurut Nyarwi, selama memimpin KSP, Moeldoko juga mampu mendampingi dan mengawal program-program penting yang menjadi prioritas Presiden Jokowi.

Ia juga menilai Moeldoko memiliki peran penting dalam transformasi budaya TNI dan terbukti mampu mengawal citra TNI sebagai institusi negara yang independen dari pengaruh dan tekanan politik ketika menjabat sebagai Panglima TNI.

Moeldoko juga mampu meningkatkan tingkat kepercayaan publik terhadap TNI, kata Direktur Presidential Studies-DECODE UGM itu.

"Bila capres penantang Jokowi nantinya adalah Prabowo atau sosok lain yang memiliki latar belakang dan pasar politik elektoral yang sama dengan Prabowo, keberadaan Moeldoko sebagai cawapres bisa sangat membantu Jokowi dalam mengambil pangsa pasar politik tersebut," katanya.

Namun, lanjut Nyarwi, harus dilihat juga persebaran basis pasar tersebut di masing-masing provinsi dan kabupaten dan kota.

Meski demikian, tambah doktor bidang komunikasi politik dan marketing politik lulusan Universitas Bournemouth, Inggris, itu, pilihan untuk menjadikan Moeldoko sebagai cawapres memiliki sejumlah konsekuensi.

"Meski pernah aktif di Hanura, dukungan pemilih partai ini dan juga pemilih partai-partai lain ke Moeldoko masih cukup lemah," katanya.

Selain itu, daya tarik politik Moeldoko sebagai bakal cawapres juga masih lemah dan dia juga belum memiliki mesin politik parpol yang kuat.

"Sampai saat ini tampaknya Moeldoko masih cukup lemah dari sisi mesin politik dan sumber daya dan jaringan organisasi pendukung yang secara masif mampu memperluas pasar politik Jokowi di Pilpres mendatang," katanya.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018