Sediakan juga tempat untuk menambatkan hewan kurban. Jangan di pohon atau tiang di dekat lokasi berjualan.
Yogyakarta  (ANTARA News) - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta meminta pedagang hewan kurban yang mulai bermunculan untuk selalu memperhatikan kebersihan tempat berjualan dengan mencegah tempat berjualan menjadi becek dan mengelola limbah yang dihasilkan.

"Karena pedagang hewan kurban yang muncul musiman ini memanfaatkan lahan kosong atau berjualan di trotoar, maka kebersihan tempat berjualan menjadi penting agar tidak mengganggu lingkungan sekitarnya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Kamis.

Ia meminta pedagang untuk menjaga tempat berjualan agar tidak becek dengan selalu membersihkan tempat berjualan, mengelola limbah yang dihasilkan termasuk menjaga kebersihan pakan yang diberikan ke hewan kurban.

Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lanjut Sugeng, pedagang biasanya malas membersihkan tempat berjualan sehingga menyebabkan lokasi menjadi becek dan mengganggu warga yang tinggal di sekitarnya.

Ia pun menyarankan agar pedagang hewan kurban musiman ini meminta izin terlebih dulu ke kecamatan setempat karena masuk dalam kategori pedagang kaki lima (PKL). "Pengurusan izin PKL ada di kecamatan. Harapannya, pedagang bisa meminta izin terlebih dulu sebelum berjualan," kata Sugeng.

Selain menjaga tempat berjualan selalu bersih, Sugeng juga meminta pedagang hewan kurban untuk memberikan atap agar sapi maupun kambing yang dijual tidak kepanasan atau kehujanan.

Baca juga: Yogyakarta libatkan 200-an mahasiswa kedokteran hewan periksa daging kurban
Baca juga: Hewan kurban wajib kantongi surat kesehatan


 "Sediakan juga tempat untuk menambatkan hewan kurban. Jangan di pohon atau tiang yang ada di dekat lokasi berjualan. Setidaknya dibuatkan patok khusus," katanya.

Ia juga mengingatkan pedagang untuk memberikan batas tempat berjualan terutama pedagang yang berjualan di tepi jalan.

"Kami juga akan menerjunkan tim untuk melakukan pemantauan di lapangan mulai pekan depan. Tempat berjualan yang dinyatakan layak akan diberi stiker, begitu pula hewan yang layak kurban juga akan diberi stiker," kata Sugeng.

Pemberian stiker terhadap hewan kurban dan tempat berjualan ditujukan agar masyarakat sebagai konsumen yang membeli hewan kurban merasa aman karena kondisi kesehatan hewan terjamin.

"Pedagang juga harus jeli saat menjual hewan kurban. Perhatikan daerah asal hewan kurban karena akan berpengaruh terhadap kondisi tiap hewan," katanya.

Misalnya saja, lanjut Sugeng, hewan kurban atau sapi yang berasal dari Boyolali Jawa Tengah biasanya bertubuh kecil karena banyak mengonsumsi rumput segar.

"Sampai saat ini, belum ada peringatan mengenai daerah dengan wabah penyakit tertentu. Jika ada, maka kami akan berusaha mencegah agar hewan dari daerah tersebut tidak masuk maupun dijual di Yogyakarta," katanya.

Sedangkan sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai saat membeli hewan kurban, terutama karena pengaruh musim kemarau dengan cuaca panas, di antaranya adalah dehidrasi, iritasi mata, hingga kondisi kuku hewan pecah-pecah.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018