Saya ingatkan bahwa memperkuat cadangan devisa merupakan hal yang sangat penting
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengingatkan para menteri untuk mewaspadai dampak ketidakpastian ekonomi global termasuk kondisi terakhir yang terjadi di Turki.

"Saya ingatkan bahwa memperkuat cadangan devisa merupakan hal yang sangat penting dan harus kita lakukan agar ketahanan ekonomi kita semakin kuat menghadapi ketidakpastian ekonomi global termasuk dampak yang terakhir terjadi di perekonomian Turki," kata Presiden Jokowi saat membuka rapat kabinet terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Dalam ratas yang juga dihadiri Wakil Presiden M Jusuf Kalla, Kepala Negara juga mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan defisit neraca transaksi berjalan.

Presiden menilai dari sisi fiskal, saat ini, Kemenkeu sudah mengelola APBN dengan hati-hati. Defisit APBN saat ini 2,12 persen dan pada 2019 akan turun di bawah dua persen.

"Kemudian juga beberapa hal yang saya sampaikan bahwa anggaran belanja modal harus diperbesar terus, ini mulai kelihatan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Di sisi moneter, Presiden melihat pengelolaan oleh Bank Indonesia sudah sangat hati-hati. "Ini terus kita dukung," katanya.

Pemerintah juga mendukung langkah Otoritas Jasa Keuangan dalam penguatan perbankan. Posisi rasio kecukpan modal (CAR) perbankan Indonesia saat ini masih kuat di posisi 20 persen lebih.

"Tepatnya 22 persen, hal ini yang harus kita jaga terus," katanya.

Kepala Negara juga mengatakan melalui ratas itu, dia ingin mengetahui perkembangan berbagai upaya yang dilakukan untuk memperkuat cadangan devisa.

"Saya ingin pastikan betul ada progresnya di lapangan. Saya update satu satu, sehingga kita benar benar bisa memperkuat cadangan devisa kita," katanya.

Beberapa pekan lalu Presiden sudah menyampaikan perlunya mandatori biodiesel dan peningkatan tingkat kandungan dalam negeri.

Ia juga meminta BUMN besar yang masih menggunakan komponen impor agar memperhatikan hal itu.

"Pengendalian impor oleh Kemendag dan Ditjen Bea dan Cukai saya kira harus betul betul dicermati sehingga impor barang yang sangat penting dan tidak penting diketahui," katanya.

Presiden juga mengingatkan perlunya langkah terobosan untuk meningkatkan ekspor khususnya terkait investasi.

"Sudah ada sistem pelayanan perizinan terpadu secara elektronik atau OSS, ini dampaknya seperti apa, harus kita lihat," katanya.

Presiden juga mengingatkan perlunya penyediaan infrastruktur yang mendukung pariwisata khususnya di daerah tujuan wisata pengembangan yang sudah ditetapkan.

Baca juga: Sri Mulyani jelaskan kondisi Indonesia berbeda dengan Turki
Baca juga: Bappenas yakini kondisi Indonesia lebih baik daripada Turki
Baca juga: Bank pemerintah belum khawatirkan kurs Rp14.600
Baca juga: BI klaim bisa kendalikan pelemahan rupiah


 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018