Mataram (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan verifikasi data kerusakan fisik akibat gempa bumi 7,0 skala richter di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Direktur Penilaian BNPB Teti Saragih di Mataram, Rabu, mengatakan data-data kerusakan berbagai fasilitas umum, pemerintah maupun rumah warga harus segera diverifikasi agar masyarakat bisa cepat mendapatkan bantuan.

"Tetapi, data yang dilampirkan harus lengkap `by name by address`, foto dari tiga sisi dan titik koordinatnya sehingga jelas. Sebab ini berkaitan dengan anggaran," jelasnya seusai melakukan rapat koordinasi dengan jajaran Pemerintah Kota Mataram.

Menurutnya dalam hal ini BNPB sifatnya mendampingi untuk melihat kemampuan rehabilitasi konstruksi dari daerah, dan jika tidak mampu daerah dapat mengusulkan bantuan ke pemerintah.

"Karenanya keberadaan data ini sangat penting dan dalam hal ini Bappeda dan BPBD memiliki peran penting. Sementara data yang baru masuk hingga saat ini baru sekitar 400 kategori rusak berat dan terverifikasi baru 40 unit. Kami harapkan data ini bisa dipercepat," terangnya.

Termasuk untuk data kebutuhan pemulihan kerusakan fisik untuk usaha kecil menengah (UKM), pasar dan lainnya, ia meminta para korban bisa segera menyiapkan rekening bank untuk transfer dana bantuan.

Menanggapi hal itu Asisten I Setda Kota Mataram, Lalu Martawang mengatakan, untuk mendukung percepatan pendataan dampak gempa bumi di kota ini, tim dari Kota Tanpa Kumuh (Kota-Ku) akan ikut turun membantu.

"Tim ini siap turun ke lapangan melakukan verifikasi secara lengkap, sehingga titik kordinat masyarakat yang terdampak bisa terlihat jelas," ujarnya.

Menurutnya berdasarkan data per 14 Agustus 2018 gempa bumi 7,0 skala richter (SR) dan gempa susulan 6,2 SR mengakibatkan 11 orang meninggal dunia, dan 47 orang luka-luka di Kota Mataram.

Sementara itu, bangunan rumah rusak berat 541 unit, rusak sedang 1.552 unit dan rusak ringan 2.414 unit.

Untuk sarana ibadah, rusak berat 18 unit, rusak sedang 38 unit dan rusak ringan 27 unit. Untuk bangunan sekolah rusak berat 4 unit, rusak sedang 7 unit dan 12 unit rusak ringan.

"Fasilitas kesehatan rusak berat tidak ada, rusak sedang 3 unit dan rusak ringan 18 unit. Data-data itu perlu diverifikasi kembali," ujarnya.

 
Baca juga: Pemerintah siapkan Rp6,06 miliar untuk santunan korban gempa Lombok
Baca juga: BNPB-BPBD verifikasi perbedaan data korban gempa

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018