PBB, New York (ANTARA News) -  Presiden Sidang Majelis Umum (SU) PBB Miroslav Lajcak pada Rabu (15/8) menyebut serangan bunuh diri yang ditujukan kepada satu pusat pendidikan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, "tak bisa diterima baik".

Melalui Juru Bicaranya Brenden Varma, Lajcak mengatakan banyak korban adalah pemuda yang sedang mempersiapkan diri untuk ujiang masuk universitas, dan menyatakan upaya melanjutkan pendidikan tak boleh berisi resiko kehilangan nyawa.

Sidang Majelis Umum terus berdiri menentang terorisme dan untuk Afghanistan, ia menambahkan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.

Sebanyak 48 siswa tewas dan 67 orang lagi cedera dalam ledakan bom bunuh diri yang ditujukan ke satu pusat pendidikan swasta di Permukiman Dasht-e-Barchi di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada Rabu, kata Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan.

Misi PBB di negeri itu mengutuk tersebut, dan mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa "tak ada pembenaran apapun untuk menyerang warga sipil, kapan saja, dalam kondisi apapun".

Tak ada kelompok yang bertanggung-jawab. Namun, banyak orang menuding kelompok garis keras IS, dan mengatakan cabang kelompok fanatik mungkin berada di belakang serangan mematikan sebagaimana dilakukannya pada masa lalu.

Penerjemah: Chaidar Abdullah

Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018