Kami menguatkan pelaksanaan program di Indonesia bagian barat dan memperluas ke Indonesia bagian timur untuk mengedukasi tentang pentingnya perilaku gizi positif
Jakarta (ANTARA News) - Program Gerakan Nusantara (Minum Susu Tiap Hari untuk Anak Cerdas Aktif Indonesia) 2018 direncanakan menjangkau lebih dari 700.000 siswa dan memberikan pelatihan kepada ratusan guru di berbagai daerah di Indonesia.

"Kami meneruskan dan menguatkan pelaksanaan program di Indonesia bagian barat dan memperluas jangkauan program ke Indonesia bagian timur untuk mengedukasi tentang pentingnya perilaku gizi positif," kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F Saputro dalam acara Gerakan Nusantara 2018 di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta, Rabu.

Program 2018 itu memperluas kegiatan edukasi gizi ke kawasan Indonesia bagian timur meliputi Kabupaten/Kota Sorong, Kupang dan Timor Tengah Selatan, dan tetap berlanjut di kabupaten/kota Malang, Tangerang Selatan, Kota/Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat,  Kota/Kabupaten Bogor, Depok dan Bekasi.

Andrew mengatakan perluasan jangkauan Gerakan Nusantara itu berfokus pada pendidikan gizi berkelanjutan untuk mewujudkan sekolah dan masyarakat mandiri gizi dan hidup sehat melalui sinergi dengan Program Gizi Anak Sekolah dan Program Sekolah Ramah Anak.

"Kita memperluas lagi ke arah Indonesia bagian timur bagaimana kita ingin anak-anak sebanyak mungkin bisa tersentuh dan merasakan manfaat dari program ini," ujarnya.

Pada 2017, program Gerakan Nusantara telah menjangkau 520.815 murid kelas 3, 4, dan 5 sekolah dasar serta 2.254 guru di delapan propinsi dan 24 kota dan kabupaten.

Andrew mengatakan melalui Gerakan Nusantara yang telah dilaksanakan PT Frisian Flag sejak 2013 itu, pihaknya mendorong penguatan keterlibatan guru dalam pendidikan gizi dengan diberikan pelatihan. 

Dia mengajak semua pemangku kepentingan bekerja sama demi kepentingan anak-anak Indonesia karena dengan pendidikan yang baik dan pesan positif bisa membentuk keluarga Indonesia yang kuat dan sehat demi generasi mendatang.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad mengapresiasi Gerakan Nusantara itu dan mengharapkan program itu dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) yang ada di semua daerah.

"Kalau ada program perluasan mohon bisa diintegrasikan dengan kabupaten dan kota yang melaksanakan ProGAS," tuturnya. 

Gerakan Nusantara itu juga berfokus pada peningkatan kemandirian pelaksanaan program pendidikan gizi dan melanjutkan program pelatihan yang secara signifikan meningkatkan kapasitas guru dalam pemahaman edukasi gizi. 

Program itu mendukung peningkatan status kesehatan dan gizi anak Indonesia termasuk dengan menggerakkan peranan komunitas sekolah di sekolah dasar dan orang tua untuk mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang dicanangkan pemerintah Indonesia.

Gerakan Nusantara itu dilengkapi serangkaian kegiatan antara lain edukasi dan pelatinan bagi guru mengenai pedoman gizi seimbang,  pola hidup sehat dan aktif dan kebaikan susu bagi tubuh, pemaparan dan edukasi di dalam kelas bagi guru dan siswa, aktivitas luar ruangan di sekolah, pembagian sampel susu, pemantauan berkala serta pengetahuan dan pendidikan tentang sanitasi yang mendukung kesuksesan pendidikan gizi. 

Ukuran kesuksesan
Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ahmad Syafiq mengatakan untuk mengukur kesuksesan program gerakan Nusantara, pihaknya melakukan studi pengetahuan, sikap dan perilaku secara berkelanjutan. 

"Studi ini menunjukkan bahwa sejak lima tahun program ini berhasil untuk mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku siswa akan gizi meningkat,"ujarnya.

Dia mengatakan perkembangan kognifif anak terjadi pada usia 7-11 tahun memasuki tahapan perkembangan konkrit operasional, yakni sudah mampu berpikir logis meskipun belum bisa berpikir abstrak.

Menurut dia, pada usia itu adalah momentum penting untuk pembelajaran gizi bagi anak sehingga mendorong perubahan perilaku yang positif seperti sarapan pagi, makan makanan bergizi dan menghindari makanan yang tidak baik untuk dikonsumsi tubuh.

Duta Gizi Nusa Tenggara Timur Lugardis B Koten yang juga penerima manfaat edukasi gizi progran Gerakan Nusantara menyatakan guru berada di barisan terdepan untuk memberikan edukasi gizi bagi siswa, oleh karenanya, penting bagi guru untuk meningkatkan pemahaman tentang kualitas gizi bagi anak. 

"Guru di mana pun berada bertanggung jawab untuk terus memberikan yang terbaik kepada anak didiknya,  tidak hanya dari segi ilmu pengetahuan namun juga makanan dan minuman yang dikonsumsi di sekolah agar anak tumbuh pintar,  sehat dan kuat," ujarnya.
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018