Waitabula, Sumba (ANTARA News) - Sebanyak 141 jiwa warga kampung adat Bodu Maroto atau Bondo Morotuo di Desa Kalembu Kuni, Kecamatan Kota Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi korban kebakaran saat ini tinggal di tenda darurat yang didirikan di dekat kampung mereka.

Camat Kota Waikabubak, Grace W. Ora, SSi yang dihubungi Antara dari Sumba Barat daya, Selasa malam mengatakan bahwa korban kebakaran sudah mendapat bantuan bahan pangan, tenda dan perlengkapan untuk tidur yang dikirim oleh Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Selain itu juga disediakan satu posko bantuan di dekat kampung tersebut.

Kebakaran terjadi Selasa dini hari, pukul 00.30 WITA, menghanguskan 17 rumah warga yang dihuni oleh 34 Kepala keluarga terdiri atas 141 jiwa, serta satu rumah pertemuan yang merupakan bantuan dari Yayasan Pengembangan Sosial Donders.

"Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan namun diduga sebagai akibat hubungan arus pendek listrik," kata Grace W. Ora.

Kebakaran dengan cepat merembet ke seluruh rumah di salah satu kampung adat di Waikabubak itu, karena seluruh rumah tradisional tersebut terbuat dari kayu, bambu dan dengan atap alang-alang.

Sejumlah benda pusaka di kampung tersebut bisa diselamatkan, tetapi beberapa di antaranya rusak terbakar.

"Warga yang panik lebih menyelamatkan anggota keluarga, khususnya anak-anak dan dokumen-dokumen penting seperti ijazah dan surat-surat lain," kata perempuan camat tersebut.

Mengacu pada kebakaran kampung adat Tarung di Waikabubak yang terjadi pada Oktober tahun lalu, maka perbaikan kampung Bodu Maroto ini juga akan mendapat perlakuan sama yaitu mendapat bantuan baik dari pemerintah dan donasi dari berbagai pihak yang lain, Grace W. Ora menegaskan.


Lumbu Informasi Marapu

Imelda Sulis Setiawati Seda, manager program pada Yayasan Sosial Donders mengatakan, warga kampung kehilangan seluruh hartanya akibat musibah tersebut, padahal baru ada dua rumah yang diperbaiki.

"Kami baru balik dari sana, tidak ada yang tersisa kecuali pakaian yang melekat di badan. Kami mengirim barang-barang darurat seperti pakaian layak pakai, air, beras dan makanan serta peralatan dapur," katanya.

Yayasan Donders membangun satu rumah pertemuan yang disebut Lumbu Informasi Marapu atau Umma Pande (rumah pintar), sebagai tempat untuk menampung kegiatan sosial bagi warga kampung tersebut.

Menurut data dari tokoh adat setempat, Kowa Dima Nono, kampung tersebut dihuni oleh 35 keluarga terdiri atas 165 jiwa yang menghuni 17 rumah tradisional.

Api bermula dari rumah seorang warga bernama Benaka Bulu (54) dan dengan cepat membakar rumah di sampingnya.
 

Baca juga: Kampung adat Bondo Morotuo Sumba Barat terbakar
Baca juga: Hubungan arus pendek penyebab kebakaran Kampung Tarung

 

Pewarta: Maria Dian A
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018