Jakarta (ANTARA News) - Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ferdinandus Setu, menegaskan pihaknya tidak menafikan peran seluruh komponen bangsa termasuk Front Pembela Islam (FPI) berpartisipasi dalam penanganan korban gempa bumi dan tsunami di Palu.

Ferdinandus Setu dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya mengapresiasi seluruh anak bangsa turut serta dalam meringankan beban korban gempa yang terjadi pada Jumat lalu tersebut.

"Kominfo tidak menyatakan bahwa seakan-akan FPI tidak melakukan bantuan di sana, sama sekali tidak. Kami tidak pernah menyampaikan bahwa FPI tidak melakukan gerak cepat. Oleh karenanya bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa termasuk FPI kita patut apresiasi,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan terkait siaran pers Kominfo yang merilis sebuah foto dengan keterangan gerak cepat relawan FPI evakuasi gempa Palu 7.7 yang dinilai hoaks.  

Ia mengatakan, foto yang beredar di dunia maya dengan keterangan gerak cepat FPI gempa 7.7 Palu tersebut awalnya diadukan masyarakat melalui akun aduan konten yang dimiliki Kemkominfo, untuk meneliti kebenarannya.

Setelah diteliti dengan menggunakan mesin pengais yang dimiliki oleh Kominfo, ternyata foto tersebut pernah diunggah pada 2015 saat FPI membantu para korban bencana korban longsor di Desa Tegal Panjang, Sukabumi.

“Kami tidak pernah menyampaikan FPI tidak melakukan gerak cepat di Palu,” katanya.

Hal itu, menurut dia semata-mata foto yang beredar di dunia maya dengan keterangan yang tidak tepat.

“Apa yang dilakukan Kominfo di dunia maya hanya untuk memastikan ranah internet kita bebas dari hoaks,” katanya.

Ia juga mengapresiasi ribuan notifikasi yang telah diterimanya dari berbagai media sosial yang dimilikinya setelah pers rilis yang diterbitkan oleh Kominfo tersebut.

“Teman-temen FPI ada yang mengirimkan foto-foto dari sana, saya berterima kasih,” katanya.

Baca juga: Massa FPI gelar doa untuk bangsa

 

Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018