Jakarta (ANTARA News) – Bermimpi ingin memiliki mata biru muda? Anda dapat mewujudkannya, menurut seorang dokter yang dapat mengubah mata pasiennya yang mengeluarkan puluhan ribu dolar atau setara ratusan juta rupiah. Tapi, para ahli mengatakan bahwa prosedurnya berisiko dan belum teruji. 

Warna favorit adalah biru muda, menurut Francis Ferrari, dokter di Strasbourg, Prancis, yang menawarkan pasiennya mengubah warna mata mereka. 

Anda dapat memilih warna lain seperti hijau “tropikal” coklat kayu manis “kacang” atau mungkin biru rivera “menawan. Warna ini atau lainnya tersedia bagi pasien Ferrari dengan harga 5.900 euro atau setara Rp102.478.253, menurut laporan dpa, yang dilansir Sabtu.

Pelanggan tetap terjaga selama prosedur, namun telah diberikan obat tetes mata anestesi. 

Menggunakan laser yang disebut femtosecond, Ferrari menciptakan rongga di kornea mata—dalam bentuk cincin dengan reses untuk pupil. 

Dia kemudian memasukkan pigmen yang diinginkan ke kornea melalui dua luka kecil menggunakan spatula berbentuk sabit kecil. Efek akhirnya mirip dengan lensa kontak berwarna. Setelah sekitar tiga perempat jam, semuanya selesai.

“Ini adalah mimpi bagi banyak orang,” kata ahli bedah mata berusia 59 tahun Ferrari pada suatu sore saat istirahat di sela konsultasi bersama klien, di mana 70 persen di antaranya adalah wanita.

Ferrari yang telah melakukan prosedur ini sebanyak 140 kali dan diduga tanpa komplikasi sejak tes pertamanya pada Desember 2013 mengatakan,"Beberapa tahun yang lalu tidak jelas bagi saya, tapi sekarang ..." 

Operasi tidak dapat diubah, menunjukkan Walter Sekundo, direktur University Eye Clinic di kota Marburg, Jerman. "Dengan cara tertentu, kornea ditato." Ahli tidak melihat risiko kesehatan langsung - pigmen secara medis disetujui dan laser femtosecond bekerja sangat tepat.

Sekundo juga melihat masalah jangka panjang dengan teknologi yang digunakan oleh Ferrari di Strasbourg. Selama operasi mata, misalnya pada katarak, ahli bedah bergantung pada melebarkan pupil sebanyak mungkin agar memiliki pandangan mata yang baik. Namun, jika kornea ditato, bisa sulit untuk melihat ke mata - karena area berwarna menutupi sebagian pembukaan pupil.

Martin Spitzer, direktur Department of Ophthalmology at the University Hospital Hamburg-Eppendorf (UKE), bahkan lebih skeptis. Tidak ada pengalaman jangka panjang dengan teknik ini, dan tidak ada studi keselamatan khusus yang berkaitan dengan pewarna.

Selain itu, hasil kosmetik juga mungkin mengecewakan, karena teknologi tidak dapat mensimulasikan struktur iris asli.

Pada saat ini, tidak ada bukti bahwa prosedur tidak membatasi kemampuan mengemudi di malam hari. "Saya akan menyarankan operasi karena jumlah data yang sangat sedikit sejauh ini. Teknik bedah perlu dievaluasi dalam studi ilmiah independen," kata Spitzer. 

Baca juga: Kiat atasi mata bengkak usai menangis

 

Penerjemah: Anggarini Paramita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018