Tim Pranatan Lampah-Lampah Dhaup Ageng Pura Pakualaman Mas Ngabehi Citropanambang di Puro Pakualaman menjelaskan siraman merupakan prosesi pensucian diri kedua calon pengantin menjelang akad nikah.
"Prosesi siraman dilakukan selama kurang lebih tiga jam, mulai pukul 07.30 hingga pukul 11.00 WIB," kata Citropanambang.
Ia menjelaskan meski waktunya bersamaan, kedua calon pengantin menjalani prosesi siraman di tempat berbeda.
Calon mempelai perempuan Maya Lakshita Noorya menjalani siraman di Kepatihan Puro Pakualaman, sedangkan BPH Kusumo Bimantoro menjalani prosesi itu di Kompleks Parangkisumo Puro Pakualaman.
Prosesi siraman, Citropanambang menjelaskan, diawali dengan penyerahan perlengkapan siraman berupa lima baki handuk, kebaya, serta perlengkapan lainnya kepada calon pengantin putri; serta tiga baki berisi perlengkapan siraman untuk calon pengantin putra.
Sebelum siraman, calon mempelai putri menjalani sungkeman atau sujud kepada ayah, ibu dan neneknya.
Pada calon pengantin putri kemudian dikenakan kain bermotif grompol berwarna putih, yang disisipi bunga melati di bagian penutup dada.
"Setelah siraman dilanjutkan dengan prosesi memecahkan klenting atau kendi yang maknanya untuk mengeluarkan pamor aura sang pengantin," kata dia.
Selanjutnya, pengantin putri melakukan prosesi potong rikmo atau memotong sedikit rambut untuk ditanam di kompleks Pura Pakualaman sebagai tanda kesetiaannya menjadi bagian dari satu keluarga.
Acara akad pernikahan Putra Sulung KGPAA Paku Alam X Bendara BPH Kusumo Bimantoro dan Maya Lakshita Noorya akan dilaksanakan pada Sabtu (5/1) pagi di Masjid Besar Pakualaman yang berada di sisi barat daya Pura Pakualaman.
Akad nikah akan dilanjutkan dengan rangkaian upacara panggih dan resepsi di Bangsal Sewatama, Puro Pakualaman.
Baca juga:
Paku Alam X tiadakan kirab dalam pernikahan putranya
Presiden Jokowi dijadwalkan hadiri pernikahan agung putra Pakualaman
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
