Kita harus ambil jalan agak jalan pintas dengan kembangkan pendidikan dan vokasi
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengingatkan sinergi antara pemerintah dan dunia usaha menjadi kunci untuk meningkatkan kinerja investasi dan mendorong daya saing nasional.

"Sinergi tersebut menjadi kunci agar kebijakan yang dikeluarkan pemerintah lebih optimal dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha," ujarnya dalam seminar Outlook Perekonomian 2019 di Jakarta, Selasa.

Darmin mengatakan sinergi untuk mendorong potensi investasi yang didukung oleh pemanfaatan teknologi ini dapat membuat struktur ekonomi menjadi lebih produktif, efisien. serta mempunyai kapasitas produksi, teknologi, dan tenaga kerja dengan kemampuan tinggi.

Untuk mendorong potensi, lanjutnya, maka dalam jangka pendek, pemerintah mulai fokus dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, salah satunya dengan melakukan pembenahan menyeluruh dalam sektor pendidikan dan pelatihan vokasi.

Hal ini dapat menciptakan peningkatan ekspor berbasis nonkomoditas bernilai tambah tinggi dan industrialisasi produk-produk prioritas berdaya saing global yang mampu meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja baru.

"Kita harus ambil jalan agak jalan pintas dengan kembangkan pendidikan dan vokasi, yaitu dengan fokus reformasi besar-besaran kurikulum, pengajar dan peralatan di SMK yang didukung keterlibatan industri dalam bentuk magang. Ini termasuk di level politeknik dan BLK," kata Darmin.

Selama ini, menurut dia, upaya lain yang sudah dilakukan pemerintah dalam jangka pendek untuk meningkatkan daya saing adalah memperbaiki iklim berusaha melalui pembentukan sistem layanan terintegrasi secara elektronik serta memberikan fasilitas insentif perpajakan.

Menurut rencana, pemerintah juga akan menerapkan kebijakan penyederhanaan prosedur untuk mengurangi biaya ekspor, dan pemilihan komoditas ekspor unggulan untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor yang masih mengalami kelesuan.

Fokus utama antara lain terhadap lima sektor yang diharapkan menjadi pendorong ekspor dan berada pada peta jalan revolusi industri 4.0 yaitu industri kimia, industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri elektronik, industri otomotif dan industri makanan minuman.

Selain itu, sektor lainnya yang belum berkembang secara optimal padahal memiliki potensi untuk tumbuh yaitu industri perikanan, industri permesinan, industri peralatan kesehatan, industri furnitur, industri produk kayu dan kertas serta industri sepeda.

Dalam jangka menengah panjang, pemerintah juga akan tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur yang telah bermanfaat untuk mendorong konektivitas antarwilayah dan menekan biaya logistik yang selama ini dirasakan terlalu mahal.

Baca juga: Darmin perkirakan ekonomi 2018 tumbuh 5,2 persen
Baca juga: Menperin katakan Making Indonesia 4.0 kunci daya saing industri


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019