Balikpapan (ANTARA News) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin mengatakan perlunya perubahan metode dalam melenyapkan rasuah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Mahyudin seusai sosialisasi empat pilar MPR di Balikpapan, Selasa, sejak KPK berdiri sekitar 2002 hingga saat ini, pejabat yang ditangkap karena korupsi tidak berkurang, malah terus bertambah.

Untuk itu, menurut dia, metode KPK yang hanya mengandalkan penegakan hukum perlu dievaluasi untuk diperbaiki. KPK perlu juga memperkuat sisi pencegahan, sehingga korupsi dapat diturunkan dan uang negara yang dicuri juga dapat diminimalisasi.

"Jangan orang diintai, dijebak, kalau kata orang bijak waktu dulu bagaimana kodok tidak mati, ular tidak kenyang. Bagaimana pejabat tidak ditangkap KPK tapi korupsi juga tidak ada. Jangan orang diindikasi korupsi diintip-intip, diawasi, baru digerebek, ditangkap," katanya.

Ia mengatakan metode selama ini terbukti tidak efektif menurunkan korupsi, yang ada justru korupsi berlangsung semakin canggih dan semakin masif. Banyak pejabat ditangkap secara berombongan.

Untuk itu perubahan metode dalam pencegahan tindak pidana korupsi dibutuhkan. Orang yang punya potensi tinggi melakukan korupsi harus terus diingatkan.

"Menurut saya, kalau ada pejabat punya potensi korupsi lebih baik dikasih tahu duluan untuk tidak korupsi. Akan ditangkap jika macam-macam. Jadi pejabat tidak ditangkap, uang negara tidak hilang," katanya.

Sementara itu dalam kesempatan sosialisasi empat pilar ia mengatakan, korupsi merupakan akar masalah yang harus disingkirkan. Korupsi telah merusak sendi-sendi berbangsa dan bernegara.

Dalam kesempatan sosialisasi tersebut, Mahyudin didampingi Anggota MPR Hetifah Syaifudian. Sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Persatuan Wanita Sulawesi Utara yang ada di Balikpapan.

Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019