Makanan khas itu, yakni 'Onigiri, menu kari ala Jepang dan 'Karage',
Bogor (ANTARA) - Mahasiswa peserta Program Six University Initiative Japan Indonesia-Service Learning Program (SUIJI SLP) tahun 2019 mengenalkan makanan negeri "Sakura" itu kepada warga Bogor, Jawa Barat.

"Makanan khas itu, yakni 'Onigiri, menu kari ala Jepang dan 'Karage'," kata Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Sugeng Heri Suseno, melalui Humas IPB di Bogor, Kamis.

Kepada warga Kelurahan Bubulak (Kota Bogor) dan Kecamatan Dramaga (Kabupaten Bogor), khususnya ibu-ibu, dua mahasiswa asal Jepang, Saori dan Natsuko menampilkan demo memasak makanan khas tersebut.

Pelatihan itu juga dihadiri oleh Direktur Program Internasional IPB, Prof Dr Iskandar Z Siregar, Kepala Bidang Pelayanan kepada Masyarakat LPPM IPB, Dr Prayoga Surya Darma, Kader pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) Kelurahan Bubulak, kelompok wanita tani (KWT), ketua RW dan ketua RT setempat

Menurut Sugeng, kegiatan itu merupakan bagian dari Program SUIJI SLP tahun 2019 yang digelar oleh LPPM-IPB yang diikuti oleh mahasiswa dari IPB dan mahasiswa dari dua perguruan tinggi Jepang, yaitu Kagawa University dan Kochi University.

Ia menjelaskan sejak 24 Februari 2019, peserta SUIJI SLP 2019 telah melakukan pengabdian kepada masyarakat di empat desa/kelurahan di Bogor, yaitu Desa Neglasari dan Desa Sukawening di Kabupaten Bogor, serta Kelurahan Setugede dan Kelurahan Bubulak, Kota Bogor.

Kegiatan tersebut, katanya, akan berakhir 10 Maret mendatang.

Selain di Kelurahan Bubulak, mahasiswa yang bertugas di Desa Neglasari memberikan pelatihan pembuatan bumbu tabur sehat kepada KWT dan Posdaya Sabilulungan.

Sugeng Heri Suseno menambahkan untuk Desa Sukawening dan Kelurahan Setugede, proses pelatihannya baru akan berjalan.

Ia berharap mahasiswa peserta program SUIJI SLP harus bisa memberikan contoh perilaku hidup yang bersih dan sehat kepada masyarakat desa, mulai dari bahan yang diambil dari kebun hingga dimasak di dapur sampai ke meja makan.

"Semua harus dilakukan dengan baik dan cermat," katanya.

Ia menekankan olahan makanan sangatlah penting untuk dilakukan dengan memperhatikan dan menjaga kebersihan makanan mulai dari proses persiapan hingga penyajian agar makanan senantiasa bersih dan higienis.

Sementara itu, Ketua Posdaya Sabilulungan, Onasih mengatakan bahwa kegiatan pelatihan itu sangat bermanfaat bagi warga desa, khususnya ibu-ibu.

Setelah pelatihan, katanya, peserta bisa langsung mempraktikkannya di rumah masing-masing sehingga bisa menjadi peluang usaha di bidang makanan.

Ia berharap LPPM IPB terus memberikan lebih banyak pelatihan pembuatan olahan makanan yang sehat dan bisa bermanfaat untuk masyarakat.

Baca juga: 12 mahasiswa Jepang belajar kakao di Universitas Hasanuddin
Baca juga: Di IPB, metode "Kikigaki" Jepang dikenalkan pada mahasiswa
Baca juga: Mahasiswa Jepang terkesan tradisi pembagian daging kurban

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019