meskipun pusat gempa berada di laut, gempa bumi ini kekuatannya tidak cukup besar sehingga tidak berpotensi tsunami
Jakarta (ANTARA) - Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bumi tektonik dengan magnitudo 6,3 yang terjadi di wilayah Sulawesi Utara dan Halmahera pada Minggu pukul 11.37 WIB diakibatkan deformasi dalam Lempeng Laut Maluku.

"Patut disyukuri bahwa meskipun pusat gempa berada di laut, gempa bumi ini kekuatannya tidak cukup besar sehingga tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Jakarta, Minggu.

Gempa bumi magnitudo 6,3 mengguncang wilayah laut di sebelah timur Kabupaten Kota Bitung yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,1.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,71 LU dan 126,36 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 133 km arah timur Kota Bitung, Propinsi Sulawesi Utara pada kedalaman 46 km.

Guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan di Mayau IV MMI, Jailolo, Weda ,Ternate III MMI, Manado, Tondano, Bitung III -IV MMI, Tahuna, Siau, Tagulandang ,Bolaang Uki II-III MMI.

Informasi dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, hingga saat ini masih dilakukan pendataan terkait korban jiwa dan kerugian materiil.

Disebutkan gempa tidak dirasakan di Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat namun dirasakan lemah di Kabupaten Kepulauan Sangihe selama 1-5 detik dan warga tidak panik serta masih beraktivitas normal. Gempa juga dirasakan lemah di Kota Bitung.

Baca juga: BPBD belum terima laporan adanya kerusakan akibat gempa 6,3 SR

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019