Bogor (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Suhardi Alius mengingatkan para direktur SDM di semua organisasi memiliki kewaspadaan karena mempunyai peran penting untuk menghindari paham radikal di perusahaan.

Hal tersebut dikatakan Suhardi Alius saat memberikan pembekalan Bahaya Penyebaran Paham Radikal Terorisme dan Upaya Pencegahannya kepada para direktur SDM dari seluruh Badan usaha Milik Negara (BUMN) di Tanah Air pada acara BUMN Human Capital Managemen Great Leader Camp dengan mengambil tema Membangun Bangsa melalui Penguatan Sinergi dan Soliditas BUMN di Megamendung Bogor, Selasa.

"Jadi, peran direktur SDM di organisasi itu sangat penting sehingga kontribusinya adalah kepada organisasi sehingga bisa bekerja maksimal, menghasilkan yang optimal untuk kepentingan bangsa dan negara ini," ujar Suhardi Alius usai memberikan pembekalan  di Pusat Kepemimpinan Wikasatrian milik PT Wijaya Karya (Persero), Megamendung, Bogor.

Oleh sebab itu, kata mantan Kabaresrim Polri ini, dengan adanya pertemuan tersebut diharapkan para direktur SDM BUMN dan anak perusahaanya ini memiliki frame dan memiliki langkah-langkah strategis yang jelas dan baik untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Ini agar bagaimana supaya mereka bisa berkontribusi dengan baik. Dengan pemahaman tadi diharapkan mereka punya langkah yang strategis dalam rangka mempersiapkan semua personel-personelnya. Apabila orangnya baik, semuanya akan baik," tutur mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini.

Mantan Kapolda Jawa Barat ini mengatakan bahwa penyebaran paham radikal terorisme itu sendiri bisa masuk dari mana saja, tidak hanya di lingkungan BUMN, tetapi institusi TNI/Polri juga bisa dimasuki paham-paham tersebut.

Untuk itu, dia meminta para direktur SDM di semua instansi BUMN untuk dapat memberikan pemahaman wawasan kebangsaan yang baik dan membentengi instansinya

"Jangan sampai paham itu masuk dan bagaimana direktur SDM itu memberikan penempatan, mengevaluasi pegawainya. Kalau ada yang salah-salah dibenarkan, dididik kembali supaya mereka menjadi orang yang baik,” ujar pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini .

Oleh karena itu, menurut alumnus Akpol tahun 1985, semua pihak tidak hanya di lingkungan BUMN saja harus memiliki kesadaran bersama untuk menangkal paham-paham penyebaran paham-paham radikalisme itu.

"Tentunya ini menjadi kewaspadaan kita bersama, bukan cuma BUMN saja tetapi seluruh stakeholder masyarakat harus waspada terhadap paham-paham semacam itu yang akan mengganggu dan merusak keragaman dan kebinekaan kita,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini

Kepala BNPT mengatakan bahwa apa yang dipaparkannya kepada para direktur SDM BUMN ini merupakan tindak lanjut dari apa yang telah dia sampaikan kepada para Chief Executive Officer (CEO) atau Direktur Utama (Dirut) BUMN sebelumnya di Lembang beberapa waktu lalu. Menteri BUMN Rini Soemarno menginginkan para direktur SDM ini diberikan wawasan yang sama mengenai bahaya dari penyebaran paham radikalisme dan terorisme, termasuk bagaimana upaya pencegahannya.

"Bu Menteri beranggapan bahwa sangat penting juga untuk direktur SDM diberikan materi yang sama. Bu Menteri ingin mereka punya pemahaman yang utuh sehingga bisa betul-betul memverifikasi, menempatkan sesuai the right man on the right place dan sebagainya, termasuk kompetensi, ideologinya dan sebagainya,” ujar mantan Wakapolda Metro Jaya tersebut.

Sementara itu, Deputi Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra, S.H., M.H., memandang perlu para direktur SDM dari seluruh BUMN ini untuk diberikan pembekalan dari Kepala BNPT dikarenakan semua pembinaan masalah SDM yang ada di seluruh perusahaan BUMN itu ada di bawah tanggung jawab para direktur SDM tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Ir. Tumiyana, M.B.A. selaku tuan rumah acara mengatakan bahwa seluruh pimpinan di jajaran BUMN akan berupaya untuk mengimplementasikan pencegahan paham radikalisme dan terorisme di instansi perusahaanya masing-masing.***2***

Pewarta: Feru Lantara
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019