Harus dijaga mereka, kalau enggak bakalan kabur
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 97 warga Panti Tuna Grahita Belaian Kasih menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 108 Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu.

Warga panti tuna grahita yang berada di bawah pengelolaan Dinas Sosial DKI tersebut telah datang ke TPS sejak pukul 07.00 WIB.

Menurut salah satu pendamping Yuyu Yuliasari, para warga panti memang mendapat prioritas dari TPS setempat untuk memilih. "Kami sudah datang sejak jam 07.00 WIB, nanun TPS buka pendaftaran pukul 09.00 WIB," kata Yuyu yang sudah tiga tahun mengajar di situ.

Hal itu membuat para warga panti harus menunggu lama. Yuyu mengatakan hal itu menjadi kekhawatiran bagi pendamping karena saat warga panti bosan menunggu mereka bisa saja tantrum.

"Kalau sudah tantrum mereka terpaksa dibawa kembali ke panti, kemudian sudah tenang dibawa lagi ke sini," kata dia.

Para warga panti dibawa bergiliran, mereka datang menggunakan mobil dari panti. Satu kelompok terdiri dari 10 orang. Mereka akan berbaris di luar TPS sambil menunggu namanya dipanggil, satu kelompok didampingi oleh enam orang.

"Harus dijaga mereka, kalau enggak bakalan kabur," kata Yuyu.

Yuyu mengatakan warga panti telah mendapatkan sosialisasi dan simulasi untuk mengikuti pemilihan umum. "Mereka sudah mengikuti tujuh kali simulasi dilakukan sejak awal 2019 hingga mendekati pemilu."

Saat nama mereka dipanggil, pendamping akan mengantarkan mereka mengambil suara, ke kotak suara, memasukkan surat hingga mencelupkan jari ke tinta.

"Perlu didampingi ke kotak suara, soalnya takutnya mereka bawa lari paku atau merobek kertas suaranya. Tetapi kami tidak mengarahkan pilihan. Mereka tetap mencoblos sendiri," kata dia.

Baca juga: ISDI: tuna grahita lebih mudah pilih presiden dibandingkan legislatif

Baca juga: Ada 9.430 pemilih disabilitas di Pemilu 2019 di Jakarta

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019