Jakarta (ANTARA) - Manajer Tim Advokasi Amnesti Internasional untuk wilayah Asia Pasifik Francisco Bencosme mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Jumat untuk membantu proses penyelidikan independen pengungkapan kasus Novel Baswedan.

"Bahwa kedatangan Amnesti Internasional dari Amerika Serikat di sini adalah untuk membantu proses upaya penyelidikan independen kasus yang terjadi dan dialami oleh penyidik senior Novel Baswedan," kata Francisco di gedung KPK, Jakarta, Jumat.

Ia juga mempertanyakan soal komitmen pemerintah Indonesia yang tidak berhasil melakukan pengawasan pada sektor antikorupsi.

Amnesti Internasional, kata dia, sebagai organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) internasional berkomitmen untuk mendorong upaya penegakan HAM terutama sektor antikorupsi.

"Dalam hal ini, kami punya akses terhadap para pengambil kebijakan di Amerika Serikat melalui jalur kongres, jalur parlemen untuk mengarustamakan apa yang terjadi dalam situasi yang dihadapi oleh KPK dan Novel Baswedan di Indonesia," kata Francisco.

Sementara itu dalam kesempatan sama, penyidik KPK Novel Baswedan mengharapkan nantinya parlemen di AS dan negara-negara lainnya bisa membantu untuk mendesak pemerintah Indonesia agar menjadikan prioritas soal pengungkapan serangan kepada pegawai KPK yang selama ini diabaikan.

"Karena membiarkan teror-teror yang terjadi itu sama saja kita setujui ke depan masih akan ada teror lagi yang akan dilakukan dan tentu ini suatu hal yang buruk dan satu hal yang berbahaya. Kami ingin pemberantasan korupsi menjadi isu strategis dan terus dilakukan," ucap Novel.

Dengan desakan dari dunia internasional, kata dia, diharapkan ke depan pemerintah Indonesia menjadikan pengungkapan serangan terhadap pegawai KPK dijadikan prioritas dan hal yang penting.

Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019