Kita mempunyai hibah internal Rp20 miliar, dana riset dan pengabdian Kemenristek berhasil kita menangkan sebesar Rp34 miliar. Juga ada dana penelitian dan pengabdian masyarakat kerja sama kemitraan dan kolaborasi. Totalnya sekitar Rp70 miliar
Makassar (ANTARA) - Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Alimuddin, M.Si membeberkan bahwa lembaga yang dipimpinnya tengah mengelola sekitar Rp70 miliar anggaran penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen di tahun 2019.

Hal ini terungkap pada sosialisasi dan penandatanganan Kontrak Penelitian Hibah Internal Batch-2, yang berlangsung di Gedung IPTEKS Unhas, Makassar, Senin, yang dihadiri Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur Prof Sumbangan Baja, MP dan para peneliti penerima hibah internal.

"Kita mempunyai hibah internal sebesar Rp20 miliar, dana riset dan pengabdian dari Kemenristek berhasil kita menangkan sebesar Rp34 miliar. Juga ada dana penelitian dan pengabdian masyarakat kerja sama kemitraan dan kolaborasi. Totalnya sekitar Rp70 miliar,” kata Alimuddin.

LPPM Unhas berkomitmen mendorong peningkatan riset dan pengabdian masyarakat, baik kuantitas maupun kualitas. Hal ini menjadi kebijakan internal yang dijalankan sehingga proses seleksi hibah internal lebih ketat.

“Awalnya kita membuka masa seleksi penelitian. Namun yang terserap, yaitu proposal yang dinyatakan lulus, sebesar Rp15 miliar. Maka, sisa anggaran Rp5 miliar kita kompetisikan kembali di batch-2, yang hari ini adalah momen penandatanganan kontraknya," kata dia.

"Alasannya karena anggaran itu berapa pun besarnya pasti habis. Karena itu tingkat standar penilaian proposal kami tingkatkan,” tambahnya.

Nantinya, kata dia, penelitian akan terbaca pada "output" (luaran) penelitian, yaitu artikel jurnal (terutama yang terindeks Scopus) maupun paten dan HAKI. Dengan standar yang tinggi ini, maka peningkatan artikel karya dosen Unhas pada jurnal bereputasi mulai terasa.

Tahun 2017, LPPM Unhas menghasilan 410 artikel terindeks Scopus. Sementara, 2018 berhasil mencapai 683 artikel, belum termasuk prosiding. Tahun 2019 ini, LPPM Unhas menargetkan 1.200 artikel sedangkan yang telah terkumpul hingga April 2019 sebanyak 326 artikel.

Selain peningkatan riset, pengabdian masyarakat juga menjadi fokus LPPM Unhas. Alhasil, tahun 2018, jumlah pengabdian meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 2017.

"Itu terjadi karena kita memaksimalkan KKN. Dosen-dosen kita yang menjadi supervisor itu diwajibkan membuat laporan pengabdian. Ternyata itu diterima oleh Simlitabmas,” kata Alimuddin.

Sementara itu, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA menjelaskan, peningkatan riset dan hasil-hasil riset, baik artikel jurnal, prototipe, paten dan HAKI sekarang menjadi perhatian dan fokus pemerintah, khususnya Kemenristekdikti.

“Para peneliti kita harus menghasilkan output yang bisa mendongkrak perekonomian bangsa, harus ada dampak dari penelitian itu kepada masyarakat. Itu berarti, penelitian itu harus mempunyai hasil yang konkrit,” katanya.

Diakuinya, tantangan terbesar yang dihadapi penelitian hibah kompetitif adalah ilmu-ilmu sosial, yang sering kali terbentur pada soal output.

Untuk itu, katanya, ilmu sosial harusnya ada model yang bisa menjadi referensi untuk mendukung kebijakan pemerintah, atau memberi rekomendasi kebijakan kepada pemerintah.

“Untuk Unhas sendiri, ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari peningkatan riset ini. Pertama, ada efek langsung dalam proses belajar. Mahasiswa akan selalu memperoleh ilmu dan pengetahun terbaru yang dihasilkan oleh riset dosen. Kedua, ini juga penting untuk mendorong reputasi Unhas dalam rangka mencapai "World Class University". Kita makin dekat ke level yang diharapkan,” demikian Dwia Aries Tina Pulubuhu.

Baca juga: Mahasiswa Unhas juara I penelitian gigi se-Asean

Baca juga: Menristekdikti dorong Unhas masuk 500 besar dunia

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019