Jenewa (ANTARA) - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Selasa meminta pembebasan lebih dari 3.000 migran, terutama asal Ethiopia, yang katanya tetap ditahan dalam kondisi tidak manusiawi di dua pusat penahanan di Yaman selatan.

Penahanan dimulai sejak dua pekan lalu di Kota Aden dan Provisni Lahj, yang dikuasai pemerintah yang diakui internasional dukungan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Koalisi sedang memerangi pemberontak Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran, yang mengendalikan ibu kota Sanaa dan pusat kota besar lainnya setelah lebih dari empat tahun perang.

"Sekitar 3.000 migran masih ditahan di dua lokasi penahanan sementara di Aden dan Abyan, Yaman," kata juru bicara IOM Joel Millman saat konferensi pers di Jenewa.

Mereka termasuk sekitar 2.500 orang yang ditahan di stadion Aden, tempat para petugas bantuan sedang memerangi wabah, kata dia.

"IOM masih merasa prihatin menyangkut orang-orang yang ditahan secara tidak manusiawi di Aden dan Abyan," kata Millman.

Menurutnya, IOM sedang berbicara kepada pihak berwenang agar para migran dibebaskan.

Badan migrasi PBB menerima sejumlah laporan bahwa dalam beberapa hari terakhir lebih dari 1.400 orang yang ditahan di kamp militer di Lahj telah dibebaskan, kata dia. Sedikitnya 14 migran meninggal akibat diare akut di Lahj, tempat IOM merawat sekitar 70 mantan tahanan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ribuan migran gelap ditahan di Yaman selatan

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019