Jakarta (ANTARA) - Tidak ada yang bisa menghalangi vokalis Lee Hi dalam berkarya. Penyanyi solo itu meluncurkan album baru setelah hiatus tiga tahun, terlepas dari kontroversi yang merundungi pendiri agensinya YG Entertainment, Yang Hyun-suk.

"Orang-orang sudah menunggu albumku terlalu lama, saya tidak bisa menundanya lagi meski ada skandal," ujar Lee dalam wawancara dengan Korea Times. "Yang menyukai lagu andalan di sini dan dia memberiku semangat."

Di saat banyak penyanyi K-pop mengeluarkan lagu baru setidaknya dua atau tiga kali setahun, penyanyi 23 tahun itu tidak mengikuti pola tersebut. Penyebab utamanya adalah karena dia belum menemukan lagu utama yang paling sreg di hati.

"Saya merekam banyak lagu tapi tidak bisa memilih mana yang utama -- saya mencari lagu yang bisa beresonasi dengan diri sendiri juga pendengar. Pada akhirnya, saya punya 'No One'." ujar Lee, menyebut judul lagu andalan dari album "24°C."

"Saat saya pertama mendengar lagunya tanpa melodi atau lirik, saya pikir itu menarik tapi terlalu menantang. Tapi versi kompletnya sangat memikatku," ujar dia.

Album barunya juga berisi lagu-lagu seperti "NO WAY," "LOVE IS OVER," "1,2" and "20MIN." dengan tema-tema cinta yang dipilih seiring dengan perkembangan usianya.

"Dulu, saya terlalu muda untuk memahami dan mengekspresikan cinta, tapi sekarang saya pikir saya sedikit mengerti," ujar Lee. "Sebagai perempuan 23 tahun, cinta adalah topik yang paling bisa saya sentuh."

Ia tidak punya ekspektasi apakah lagunya akan menempati puncak tangga lagu, tapi yang pasti Lee Hi ingin terus aktif di dunia musik dan secara rutin bertemu dengan penggemarnya.

"Saya ingin jadi penyanyi yang selalu ingin orang dengarkan," imbuh dia.

Lee Hi dikenal setelah menjadi runner up acara audisi "K-pop Star Season 1" pada 2012. Dia bergabung dengan YG dan telah menelurkan beberapa karya terkenal seperti "1,2,3,4" (2012) dan "Breathe" (2016).

Baca juga: Psy bantah terlibat skandal YG

Baca juga: YG Entertainment minta maaf atas skandal T.O.P BIGBANG

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019