Subli bin Muhammad mengembuskan nafas terakhir pada Senin (15/7) 2019 sekitar pukul 11.30 waktu Arab Saudi atau pukul 15.30 WIB di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan ditangani oleh tim kesehatan
Kota Pekanbaru (ANTARA) - Jamaah calon haji (calhaj) asal Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau,  Subli bin Muhammad (64) dengan nomor visa 400078133, yang
tergabung dalam kloter 3 Embarkasi Batam (BTH) meninggal setelah dirawat tiga hari selama di Madinah, Arab Saudi.

"Subli bin Muhammad mengembuskan nafas terakhir pada Senin (15/7) 2019 sekitar pukul 11.30 waktu Arab Saudi atau pukul 15.30 WIB di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan ditangani oleh tim kesehatan," kata Pranata Humas Ahli, Kanwil Kemenag Riau, Vethria Rahmi di Pekanbaru, Selasa.

Menurut Vethria, seperti dilaporkan dr Aulia dari tim medis kloter 3 BTH, pihaknya mengaku terkejut dan tidak menyangka jamaahnya meninggal secepat itu.

 Menuru keterangan dokter dari KKHI, Subli meninggal karena pecahnya pembuluh darah ke otak.

Ia menuturkan selama di Madinah pihaknya mengaku telah melakukan tindakan awal saat di maktab, di mana jamaah sudah mulai turun.

"Dari Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) sudah melakukan pemasangan infus, dan memasukkan obat spilingual di bawah lidah, Alhamdulillah tensinya turun jadi 180, akan tetapi selama di perjalanan terjadi peningkatan tekanan darah," katanya.

Ia menjelaskan, kondisi pasien masih sadar dan masih bisa bicara. Hanya saja, separuh badan sudah lemas dan yang sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Bahkan, ketika ditanya masih bisa menjawab dan masih tahu namanya Subli.

Menurut keterangan dari pihak keluarga, almarhum memang memiliki riwayat hipertensi dan diabetes sejak di Tanah Air. Bahkan, almarhum Subli rutin minum obat.

"Mungkin karena faktor kelelahan, cuaca dan lainnya kata keluarganya sehingga terjadi peningkatan tekanan darah berlebihan sampai 240 dan jamaah tidak sadar lagi," kata Aulia.

Setelah itu, Subli dibawa ke KKHI. Setelah KKHI mengaku tidak bisa menangani jamaah, kemudian segera dirujuk ke Rumah Sakit King Fadh.

"Begitu sampai di RS King Fadh tensinya malah makin naik, jadi 250 hingga 260 tekanan darahnya dan akhirnya dirawat. Saat dirawat TKHI,  hari ini diketahui jamaah kami telah meninggal karena pecahnya pembuluh darah ke otak," katanya.

Jamaah yang membawa istri, anak serta menantu ini dirujuk pukul 01:08 waktu Arab Saudi pada Sabtu (13/7) 2019, dan melapor jam 12.30 waktu setempat.

Sebelumnya Subli memang tensi tinggi lebih kurang mencapai 180 dan sudah diberi obat hipertensi. Bahkan, Aulia menyebut ia sudah mengingatkan jamaah untuk tidak melakukan aktivitas berat dan tidak berkunjung melakukan ziarah, cukup perbanyak istirahat di pemondokan.

"Tapi mungkin karena faktor kelelahan atau faktor pikiran tiba-tiba terjadi tekanan darah tinggi, kita kan tidak tahu," katanya.

Kondisi itu, kata keluarganya diketahui setelahh pulang dari ziarah di Masjid Qiblatain.

"Pagi sempat bertemu saya dan saya ingatkan beliau minum obat, tapi tidak melapor pada tim TKHD kloter 3 untuk pergi ziarah,”, kata Aulia.

 Setelah dikonfirmasi dari Ketua Kloter Khairunnas diketahui bahwa jamaah beserta rombongan tersebut pun tidak ada melapor ke Ketua Kloter untuk pergi ziarah.

Aulia mengaku tidak mendapat informasi, jamaahnya pergi ziarah. Namun menurut pengakuan keluarga, jamaah pergi ziarah tapi tidak sibuk, hanya di bus saja dan tidak sampai berkeliling.


Baca juga: Inhu lepas Kloter 6 BTH ke Tanah Suci

Baca juga: Delapan kiat berhaji Bupati Indragiri Hilir

Baca juga: Suami wafat, nenek Norman Binti Adik Yakup gagal haji bersama

Pewarta: Frislidia
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019