Tindakan-tindakan kebijakan multilateral dan nasional sangat penting untuk menempatkan pertumbuhan global pada pijakan yang lebih kuat
Houston (ANTARA) - Meskipun Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraan pertumbuhan global, seorang ekonom Amerika Serikat mengatakan pada Selasa (23/7/2019) bahwa ia masih percaya dunia memiliki momentum pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Sebuah laporan yang dirilis pada Selasa (23/7/2019) oleh IMF merevisi proyeksi pertumbuhan globalnya dari April, menunjukkan bahwa pilihan kebijakan yang buruk oleh pemerintah di seluruh dunia dapat menyebabkan perlambatan ekonomi untuk satu setengah tahun ke depan.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan menjadi 0,1 persentase poin lebih rendah tahun ini dan tahun depan dari proyeksi sebelumnya, masing-masing sebesar 3,2 persen dan 3,5 persen untuk 2019 dan 2020.

Donald Mazzella, chief operating officer dan direktur editorial penerbit bisnis Information Strategies, Inc. mengatakan kepada Xinhua bahwa "prospek suram" oleh IMF pada ekonomi global "sedikit terlalu banyak" dalam pandangannya.

"Ketegangan perdagangan berlimpah tetapi juga tekanan untuk menyediakan bagi massa yang tumbuh dari calon konsumen yang meningkat akan memaksa kompromi di kedua sisi," kata Mazzella, menambahkan "Sistem moneter masih dibanjiri utang buruk tahun sebelumnya, tetapi ada juga jumlah yang signifikan dari modal mencari tempat untuk berinvestasi."

Menurut uraian IMF, secara negara ke negara, pertumbuhan AS akan meningkat tahun ini dari 2,3 persen menjadi 2,6 persen. Pertumbuhan China diperkirakan akan turun sedikit dari 6,3 persen menjadi 6,2 persen.

Negara-negara emerging markets dan negara-negara berkembang juga diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,1 persen tahun ini -- penurunan 0,3 persentase poin dari perkiraan April - laju ekspansi yang lebih lambat diproyeksikan untuk Brazil, India, Meksiko dan Rusia, menurut IMF.

"Tindakan-tindakan kebijakan multilateral dan nasional sangat penting untuk menempatkan pertumbuhan global pada pijakan yang lebih kuat," kata IMF.

"Kebutuhan mendesak termasuk mengurangi ketegangan perdagangan dan teknologi dan segera menyelesaikan ketidakpastian. Secara khusus, negara-negara tidak boleh menggunakan tarif untuk menargetkan neraca perdagangan bilateral atau sebagai pengganti dialog untuk menekan pihak lain agar melakukan reformasi," catat IMF.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019