Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak menjamin bahwa rencana pemerintah untuk membangun kereta gantung di Gunung Bromo, Jawa Timur, tidak akan mengganggu keberlangsungan usaha khususnya bagi masyarakat setempat.

Emil menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan informasi bahwa banyak pemilik jip sebagai pelaku usaha jasa pariwisata kawasan Gunung Bromo, merasa khawatir dengan adanya kereta gantung tersebut akan mematikan usaha mereka.

"Kita ingin masyarakat tetap mendapatkan mata pencaharian. Tapi, kapasitas ke Gunung Bromo sangat terbatas, perlu ada strategi baru," ujar Emil, usai menghadiri Konferensi Wilayah Gerakan Pemuda Ansor XIV Provinsi Jawa Timur, di Kota Malang, Minggu.

Menurut Emil, pihaknya menjamin bahwa dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah baik pusat atau daerah akan dikomunikasikan dengan para pelaku usaha. Sehingga, tidak akan ada pihak yang merasa dirugikan dengan pembangunan kereta gantung tersebut.

Keberadaan jip di wilayah Gunung Bromo, lanjut Emil, tetap dibutuhkan mengingat mobilitas wisatawan khususnya di area lautan pasir Bromo cukup tinggi.

Menurutnya, rencana pembangunan kereta gantung tersebut dalam upaya untuk mempermudah akses wisatawan ke salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur tersebut.

"Kereta gantung tidak akan bisa melewati lautan pasir, jadi, pemilik jip tidak perlu khawatir. Tapi, yang penting adalah bagaimana akses ke sana, karena saat ini kapasitas kecil sekali," kata Emil.

Emil menambahkan, dirinya telah bertemu dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan memberikan laporan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Kami akan mematangkan beberapa opsi yang ada," ujar Emil.

Rencana pembangunan kereta gantung tersebut, merupakan salah satu opsi yang dipilih pemerintah untuk memudahkan akses bagi wisatawan menuju Gunung Bromo. Saat ini, rencana tersebut masih masuk dalam tahap kajian oleh pemerintah.

Saat ini, untuk menuju Gunung Bromo yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tersebut, wisatawan harus menggunakan jip dari titik-titik pemberangkatan tertentu.

Wisatawan membutuhkan waktu kurang lebih dua hingga tiga jam untuk menuju Gunung Bromo, tergantung titik keberangkatan mereka. Titik masuk ke Gunung Bromo terbagi dari empat wilayah yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.

Baca juga: Eksotika Bromo masuk Top 30 Event Wonderful Indonesia 2019

Baca juga: Wisata Kawah Ijen segera dilengkapi kereta gantung


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019