Kekurangan dan keterbatasan yang ada di Pak Frans adalah manusawi
Kupang (ANTARA) - Akademisi Universitas Nusa Cendana Dr Karolus Kopong Medan SH., M.Si. mengatakan Mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya layak ditempatkan sebagai tokoh partai tersebut.

"Menurut saya, Frans Lebu Raya layak ditempatkan sebagai seorang tokoh PDIP karena sebagai kader partai yang menjadi motor penggerak pembangunan di NTT selama hampir 20-an tahun," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu.

Ia mengatakan hal terkait bagaimana memposisikan Frans Lebu Raya dalam kepemimpinan partai PDIP di Provinsi Nusa Tenggara Timur, setelah ditunjuknya Emelia Nomleni sebagai Ketua DPD PDIP NTT yang diumumkan dalam konferensi daerah di Kota Kupang beberapa waktu lalu.

Dosen Fakultas Hukum Undana Kupang itu mengatakan, pergantian kepemimpinan partai politik merupakan hal yang biasa dalam dinamika perpolitikan, namun jasa para pemimpin sebelumnya yang turut membesarkan partai tidak boleh dilupakan seperti peran Frans Lebu Raya untuk PDIP NTT.

"Kekurangan dan keterbatasan yang ada Pak Frans adalah manusawi. Tetapi juga harus secara obyektif melihat, bahwa sebagai seorang kader PDIP Pak Frans juga pantas mendapatkan acungan jempol alias pujian," katanya.

Menurutnya, pujian ini pantas diberikan karena sebagai kader, Frans Lebu Raya membesarkan partai melalui jabatannya dari wakil ketua DPRD NTT, wakil Gubernur NTT dan menjadi Gubernur NTT dua periode.

Artinya, lanjut dia, selama sekian lama memimpin ada banyak pembangunan yang ditorehkan hingga ke berbagai pelosok daerah di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

"Di saat bersamaan kapasitasnya sebagai kader partai juga melekat sehingga nama partai semakin besar hingga ke masyarakat akar rumput karena itu tidak berlebihan jika ia kemudian ditempatkan sebagai tokoh partai berlambang banteng gemuk moncong putih ini," ujarnya.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019