Masyarakat pegunungan tengah yang ada dibawah kaki CA Cycloop ikut bertanggungjawab soal tergerusnya kawasan tersebut
Jayapura (ANTARA) - Tokoh adat Papua Lesman Tabuni berharap agar para pemangku kepentingan terutama para bupati dan wali kota agar duduk bersama untuk membahas pelestarian dan perlindungan Cagar Alam (CA) Cycloop yang kian tergerus.

"Saya sangat mengharapkan agar pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Jayapura Mathius Awaitouw dan Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano serta instansi terkait, kita harus duduk bersama dan setting Cycloop dengan baik," katanya di Kota Jayapura, Minggu (4/8).

Menurut Lesman yang juga Kepala Suku Pengendali Masyarakat Pegunungan Tengah Papua di Kota Jayapura, duduk bersama membahas CA Cycloop maka berbagai persoalan dan pelestariannya bisa dilakukan secara terarah dengan baik, dan bisa memberikan dampak yang sangat besar untuk anak cucu nanti.

"Kita bisa duduk bersama untuk bahas pembagian tugas, misalnya siapa kerja apa dan harus jelas. Sebenarnya dari dulu hal ini sudah saya gaungkan tapi mungkin belum maksimal sehingga awal tahun ini kita semua mendapat teguran lewat musibah," katanya.

Ia mengakui jika masyarakat pegunungan tengah yang ada dibawah kaki CA Cycloop ikut bertanggungjawab soal tergerusnya kawasan tersebut, selain ada persoalan lainnya tetapi disisi lain hal itu perlu diperhatikan dan dicermati dengan baik, mengapa warga pegunungan tengah berada di sekitar CA Cycloop.

"Hal itu karena keberadaan mereka disana, diizinkan oleh masyarakat adat pemilik hak ulayat atau warga Sentani, ini banyak hal kalau dipilah-pilah dengan bijak. Kita harus melakukan pendekatan partisipasi kearifan lokal, dekati mereka secara baik untuk berikan pemahaman tentang Cycloop milik bersama, ibu atau mama dari kita semua yang menghasilkan air serta kekayaan alam lainnya," katanya.

Baca juga: Pelajar Mimika diberikan materi wawasan kebangsaan lewat TMMD

Mengenai adanya masyarakat pegunungan tengah di Kabupaten dan Kota Jayapura, Lesman menganjurkan agar para bupati dari pegunungan bisa duduk bersama dengan Bupati Jayapura dan Wali Kota Jayapura guna membahas hal itu dengan bijak.

"Saya berharap agar masyarakat pegunungan bisa mendapatkan hak-haknya, mungkin dari dana DAK atau dana Otsus, atau mereka bisa diberikan pekerjaan padat karya sehingga tidak lagi menggarap CA Cycloop," katanya.

Lesman juga mengakui bahwa laju kerusakan CA Cycloop, selain digunakan untuk berkebun atau perluasan pemukiman juga karena adanya permintaan soal kayu dan arang untuk keperluan ekonomi, sehingga terjadi penebangan disana-sini oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Ini perlu dibuat suatu aturan atau regulasi perlindungan CA Cycloop, bisa juga dibuat polisi adat, selain adanya polisi hutan dari instansi terkait dan diperkuat dengan denda adat yang membuat warga jera dan takut untuk mengambil kekayaan alam CA Cyloop, tetapi juga harus dibuat batasan-batasan soal dimana yang boleh dikelola atau tidak," katanya.

Selain berbicara tentang perlindungan dan pelestarian CA Cycloop, pria berkacamata minus itu juga menyindir soal keberadaan bangunan mewah yang ada diatas perbukitan di Kota Jayapura, yang seharusnya tidak diberikan izin membangun karena bisa menjadi contoh bagi warga lainnya.

"Itu diatas bukit Tasangkapura ada bangunan mewah, lalu juga diatas bukit lainnya di Kota Jayapura dan juga di Kabupaten Jayapura. Seharusnya Wali Kota dan Bupati Jayapura bisa tegas, soal izin membangun, karena ini bisa menjadi contoh buruk bagi warga lainnya," sindirnya.

Baca juga: Pemprov Papua gelar lomba konten digital kampanye PON
Baca juga: Pengusaha Papua diharapkan investasi ke PNG dan Pasifik

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019