KKP: Pengembangan inovasi kampung ikan tingkatkan kesejahteraan masyarakat

KKP: Pengembangan inovasi kampung ikan tingkatkan kesejahteraan masyarakat

Pekerja menjemur ikan asin di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta, Minggu (6/6/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Jakarta (ANTARA) -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai pengembangan inovasi terhadap konsep kampung ikan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. 

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Riset Perikanan KKP Yayan Hikmayani di acara Bedah Buku bertema Model Pengembangan Kampung Ikan dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat di Pedesaan yang digelar di Kantor KKP, Jakarta, Selasa.

"Pembangunan kampung ikan di pedesaan masih terdapat sejumlah permasalahan seperti pada sistem produksi terkait dengan teknologi yang masih tradisional dimana produksinya hanya untuk kebutuhan sendiri, hingga menggunakan tenaga kerja rumah tangga sehingga tingkat serapan tenaga kerja juga masih terbatas, kemudian pada sistem usaha juga skalanya relatif kecil, belum terintegrasi hulu hilir menjadikan sistem usahanya ada ketergantungan kepada ijon dan sebagainya, serta keterbatasan akses pasar," paparnya.

Beberapa contoh kampung ikan yang ada di Indonesia yaitu adalah Kampung Ikan Mas Mustika di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Kampung Nila di Desa Ngremboko, Sleman, Yogyakarta, Kampung Gurame di Nagari Suliki, Sumbar, Kampung Lele di Prabumulih, Sumsel, dan Kampung Kakap Putih di Bali

Lebih lanjut Yayan mengatakan, pengembangan kampung ikan ini diharapkan berdampak pada peningkatan nilai-nilai sosial, seperti pengetahuan yang lebih baik, akses pasar dan informasi yang lebih baik, serta menghasilkan nilai ekonomi, kemudian pengembangan kampung ikan ini juga harus memperhatikan aspek produksi, pemasaran hingga teknologi eksisting sehingga dapat berkembang menjadi inovasi baru dan juga inovasi yang ada harus sesuai dengan kondisi pengetahuan masyarakat setempat, jika teknologinya terlalu tinggi, yang terjadi masyarakat tidak mampu melakukan.

"Teknologinya sendiri harus murah dan mudah, jika teknologinya terlalu tinggi dan rumit yang terjadi masyarakat setempat tidak mampu melakukannya dan akan sia-sia", tutup Yayan.
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024